Parapuan.co - Kejahatan digital saat ini cukup marak terjadi dan mencemaskan masyarakat, tak terkecuali perempuan.
Phising menjadi salah satu bentuk kejahatan digital yang meresahkan perempuan. Kejahatan ini bertujuan untuk mencuri informasi atau data sensitif milik korban.
Adapun data-data yang dimaksud seperti data pribadi, kredensial akun, hingga informasi finansial.
Modus kejahatan digital phising dilakukan melalui e-mail, pesan teks, atau unggahan di media sosial.
Istilah phising ini berasal dari kata dalam bahasa Inggris fishing yang berarti memancing.
Seperti halnya memancing ikan, pelaku phising mencoba 'memancing' korban untuk menyerahkan informasi pribadinya secara sukarela tanpa disadari.
Dalam praktiknya, phising sering dilakukan oleh pelaku yang mengaku sebagai institusi resmi atau pihak berwenang.
Mereka menyisipkan tautan mencurigakan (phising link) dalam pesan yang terlihat profesional.
Korban yang kurang waspada mungkin akan mengklik tautan tersebut dan tanpa sadar memberikan informasi penting, contohnya password atau bahkan data keuangan pada pelaku.
Baca Juga: Ada Carding, Ini 8 Modus Kejahatan Kartu Pembayaran yang Perlu Diwaspadai
Lantas, seperti apa ciri-ciri phising yang harus diwaspadai perempuan?
Merujuk dari akun Instagram Layanan Konsumen dan Pengadukan OJK, ada beberapa ciri umum phising yang perlu diwaspadai:
1. Iming-Iming Hadiah Menggiurkan
Pelaku phising memanfaatkan kelemahan korban terhadap iming-iming hadiah besar yang tidak masuk akal.
Contoh, menawarkan uang tunai dengan jumlah besar, barang mewah, atau liburan gratis.
Penawaran ini biasanya datang tiba-tiba melalui pesan teks maupun e-mail dengan narasi yang meyakinkan.
2. URL Tidak Resmi
Tautan yang digunakan dalam phishing sering kali terlihat seperti alamat situs resmi, tetapi jika diperhatikan lebih teliti, biasanya ada perbedaan kecil, seperti tambahan simbol atau perubahan huruf.
Baca Juga: Mengenal Phishing, Penipuan yang Bisa Menguras Data dan Uang Kita
Misalnya, domain resmi berakhiran .com bisa saja diganti dengan .net atau ditambahkan angka tertentu. Sebelum mengklik tautan, pastikan URL tersebut berasal dari sumber resmi.
3. Meminta Data Pribadi
Untuk Kawan Puan ketahui bahwa institusi resmi tidak pernah meminta data sensitif seperti kode OTP, PIN, atau password melalui pesan teks atau email.
Jika kamu menerima permintaan seperti ini, abaikan saja. Ini adalah salah satu ciri utama phishing yang sering berhasil karena korban merasa panik atau terdesak.
4. Menggunakan Bahasa Mendesak
Pelaku phishing sering menciptakan rasa urgensi atau tekanan psikologis untuk memengaruhi korban agar segera mengikuti instruksi mereka.
Misalnya, mereka mengklaim bahwa akun kamu akan diblokir jika tidak segera memberikan data tertentu.
Agar terhindar dari phising, penting untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai modus yang mencurigakan.
Jika kamu menemukan salah satu dari tanda di atas, jangan ragu untuk melaporkan pada pihak berwenang.
Lihat postingan ini di Instagram
Baca Juga: BRI Diduga Terkena Ransomware, Kenapa Bank Jadi Target Utama Kejahatan Digital?
(*)