Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Memahami Dampak Psikis dan Fisik Jika Anak Perempuan Menikah Terlalu Dini

Arintha Widya - Senin, 3 Februari 2025
Dampak psikis dan fisik menikahkan anak perempuan di usia dini.
Dampak psikis dan fisik menikahkan anak perempuan di usia dini. LisaValder

Baca Juga: Pentingnya Pemberdayaan Perempuan untuk Mencegah Pemaksaan Perkawinan

Remaja perempuan yang menikah dini memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi menular seksual, termasuk HIV. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko ini meliputi:

  • Paparan Hubungan Seksual Tidak Aman

Banyak anak perempuan yang tidak memiliki pengetahuan atau kendali atas kesehatan seksual mereka.

Mereka sering dipaksa berhubungan seksual tanpa perlindungan karena tekanan sosial untuk membuktikan kesuburan.

  • Pasangan yang Lebih Tua dan Berpengalaman

Suami yang lebih tua cenderung memiliki pengalaman seksual lebih banyak, yang dapat meningkatkan risiko penularan HIV dan IMS lainnya kepada istri mereka.

4. Praktik Mutilasi Genital Perempuan (FGM/C)

Di beberapa negara, pernikahan dini sering dikaitkan dengan praktik mutilasi genital perempuan (FGM/C).

Praktik ini bertujuan untuk mengontrol kesucian dan seksualitas perempuan sebelum menikah, tetapi justru menimbulkan dampak negatif seperti:

  • Infeksi dan Komplikasi Kesehatan

FGM/C dapat menyebabkan infeksi serius, nyeri kronis, kesulitan buang air kecil, hingga komplikasi saat melahirkan.

  • Gangguan Mental

Anak perempuan yang mengalami FGM/C cenderung menderita trauma psikologis yang berkepanjangan, seperti depresi dan gangguan kecemasan.

Baca Juga: Dampak Pernikahan Anak di Bawah Umur, Dari Jasmani sampai Psikologis

5. Hambatan terhadap Pendidikan dan Masa Depan

Anak perempuan yang menikah dini sering kali harus meninggalkan pendidikan mereka.

Tanpa pendidikan yang memadai, anak perempuan menjadi terbatas dalam mencari pekerjaan yang layak dan lebih bergantung secara ekonomi pada pasangan.

Hal tersebut akan memperkuat lingkaran kemiskinan dan ketidaksetaraan gender di dalam rumah tangga.

Pernikahan dini membawa konsekuensi serius bagi kesehatan fisik dan mental anak perempuan.

Untuk melindungi mereka, diperlukan upaya pencegahan seperti peningkatan akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan reproduksi, serta pemberdayaan perempuan agar mereka memiliki hak untuk menentukan masa depan mereka sendiri.

Upaya ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak perempuan, serta mengakhiri pernikahan dini di seluruh dunia.

Yuk, Kawan Puan, mulai dari sekitar kita untuk mengingatkan para orang tua agar tidak menikahkan anak perempuannya di usia di bawah 19 tahun.

Baca Juga: Bisakah Cara Ini Cukup Efektif untuk Menolak Paksaan Menikah saat Kamu Masih Remaja?

(*)

Sumber: girlsnotbrides.org
Penulis:
Editor: Arintha Widya

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.



REKOMENDASI HARI INI

Haruskah Orang Tua Mengikuti Tren untuk Memberi Nama Bayi? Ini Kata Ahli