Parapuan.co - Kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi hal yang perlu diberantas.
Untuk melakukannya, banyak pihak yang harus turun tangan dan ikut andil, termasuk dari lingkup keluarga.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menegaskan bahwa pola asuh yang baik dalam keluarga rupanya berpengaruh besar mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Menurutnya, keluarga adalah tempat pertama bagi anak dalam memperoleh pendidikan dan perlindungan.
Oleh karena itu, penting bagi calon pengantin untuk mendapatkan bimbingan perkawinan agar memiliki pemahaman yang baik tentang pola asuh.
Bukan itu saja, Menteri PPPA menambahkan pengasuhan menjadi tanggung jawab utama ayah dan ibu.
Menteri PPPA mengingatkan tentang data Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang menyebutkan sekitar 20 persen anak Indonesia mengalami kekurangan perhatian dari ayahnya.
"Pengasuhan harus menjadi tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu," ujar Arifah Fauzi.
"Ayah memiliki peran penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak, yang dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka di masa depan," imbuhnya.
Baca Juga: Ketika Ayah Poligami, Anak Perempuan Rentan Jadi Korban Kekerasan
Arifah juga menegaskan bahwa stereotipe berbasis berbasis gender dalam pengasuhan perlu dihilangkan.
Misalnya dengan mengajarkan anak laki-laki dan perempuan untuk berbagi tanggung jawab dalam pekerjaan rumah tanpa membedakan jenis kelamin.
Langkah ini dilakukan untuk mendukung peran ayah dalam pengasuhan anak.
Beberapa daerah pun telah menginisiasi gerakan ayah yang diwajibkan untuk lebih aktif dalam mengasuh anak, termasuk menemani ke sekolah dan mengambil rapor.
Dalam konteks pengasuhan anak di era digital, Menteri PPPA juga menekankan bahwa orang tua harus memiliki strategi dalam membimbing anak agar mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak.
Menteri PPPA juga berharap bahwa anak dapat terlindungi dari dampak negatif seperti kecanduan gawai, eksploitasi online, dan paparan konten yang tidak sesuai.
Di lingkungan keluarga, anak sering kali menjadi korban kekerasan dari orang-orang terdekat, termasuk orang tua dan pengasuhnya.
Padahal, orang tua dan pengasuh adalah lingkungan pertama anak tumbuh kembang dan belajar tentang kehidupan.
Oleh karena itu, membudayakan pola asuh tanpa kekerasan menjadi sangat penting.
Orang tua perlu menghindari penggunaan kekerasan fisik maupun verbal dalam mendisiplinkan anak dan mencari metode alternatif yang lebih positif juga konstruktif.
Baca Juga: Legal di Irak, Pernikahan Anak Tetap Jadi Bentuk Kekerasan dan Pelanggaran Hak Asasi Anak
(*)