Mengenal Apa Itu Red String Theory atau Teori Benang Merah Terkait Jodoh

Arintha Widya - Kamis, 6 Februari 2025
Apa itu red strong theory atau teori benang merah?
Apa itu red strong theory atau teori benang merah? helovi

Parapuan.co - Pernahkah Kawan Puan bertemu seseorang dan merasa seolah-olah telah mengenalnya sejak lama?

Rasanya seperti ada kekuatan tak terlihat yang mempertemukan kalian, seolah-olah sudah ditakdirkan untuk bertemu.

Perasaan ini sering dikaitkan dengan konsep Red String Theory atau dikenal pula dengan nama Invisible String Theory.

Red String Theory atau Teori Benang Merah ini sempat ramai dibahas di media sosial TikTok beberapa waktu lalu.

Lantas, apa itu Red String Theory? Yuk, simak penjelasannya seperti melansir Womens Health Mag berikut ini!

Pengertian Red String Theory

Konsep Invisible String Theory berakar pada gagasan bahwa setiap orang memiliki seseorang dalam hidupnya yang terhubung dengan benang tak terlihat.

Menurut Marisa T. Cohen, PhD, LMFT, seorang terapis pernikahan dan keluarga, teori ini menyatakan bahwa meskipun seseorang dan pasangannya mungkin berpisah dan bertemu kembali beberapa kali dalam hidup, mereka tetap tidak dapat benar-benar terpisah karena ada 'benang tak kasat mata' yang menghubungkan.

Sementara itu, dalam budaya Asia Timur, konsep serupa dikenal sebagai Red String Theory.

Baca Juga: Serasi dalam Astrologi, Ini 5 Pasangan Zodiak yang Cocok Jadi Suami Istri

Teori ini berasal dari mitologi Tiongkok dan Jepang yang menyatakan bahwa seseorang telah ditakdirkan untuk bersama pasangan sejatinya melalui benang merah tak terlihat yang menghubungkan mereka sepanjang hidup.

Menurut Mystic Michaela, seorang medium spiritual dan pembawa acara Know Your Aura Podcast, benang merah ini adalah simbol takdir yang memastikan bahwa dua jiwa yang ditakdirkan akan selalu menemukan jalan untuk bersatu.

Asal Usul dan Pengaruh Budaya Pop

Invisible String Theory semakin populer berkat budaya pop. Taylor Swift, misalnya, mengangkat konsep ini dalam lagunya Invisible String yang ada di album Folklore.

Film nominasi Oscar Past Lives juga menggambarkan bagaimana dua orang yang memiliki hubungan mendalam terus kembali ke dalam kehidupan satu sama lain, seolah-olah ada kekuatan tak terlihat yang menyatukan mereka.

Di media sosial, terutama TikTok, teori ini menjadi tren dengan ribuan unggahan yang menceritakan pengalaman pribadi tentang pertemuan yang terasa 'ditakdirkan'.

Banyak pengguna berbagi kisah tentang menemukan pasangan atau teman yang tampaknya telah ditentukan oleh semesta jauh sebelum mereka menyadarinya.

Dampak Positif dan Negatif dari Red String Theory

Teori ini memiliki dampak psikologis yang beragam bagi mereka yang mempercayainya:

Baca Juga: Perempuan Mencari Jodoh dengan Bantuan Mak Comblang, Kenapa Tidak?

  • Dampak Positif

1. Memberi Harapan dalam Hubungan: Banyak orang merasa lebih santai dalam mencari pasangan karena percaya bahwa semesta telah menyiapkan seseorang untuk mereka.

2. Membantu Mengatasi Kesepian: Keyakinan bahwa seseorang di luar sana sudah ditakdirkan untukmu dapat membantu mengurangi perasaan kesepian.

3. Membantu Menerima Perjalanan Hidup: Teori ini bisa menjadi pengingat bahwa segala sesuatu terjadi dengan alasan dan bahwa hubungan yang penting akan selalu menemukan jalannya sendiri.

  • Dampak Negatif

1. Mengabaikan Realitas Hubungan: Mengandalkan teori ini bisa membuat seseorang tidak berusaha dalam hubungan, berpikir bahwa takdir akan menyelesaikan segalanya.

2. Menyebabkan Ketidakpuasan dalam Hubungan: Keyakinan bahwa hanya ada 'satu orang yang ditakdirkan' bisa membuat seseorang mempertanyakan hubungan yang sedang dijalani dan terus mencari yang lebih baik.

3. Menghambat Pertumbuhan Pribadi: Bergantung sepenuhnya pada konsep takdir bisa menghambat seseorang dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.

Bagaimana Cara Menggunakan Teori Ini Secara Positif?

Meskipun teori ini tidak memiliki dasar ilmiah, kamu dapat menggunakannya sebagai cara berpikir yang positif dalam kehidupan dan hubungan:

  • Tetap Realistis dalam Hubungan – Percaya pada takdir tidak berarti mengabaikan usaha dalam membangun hubungan yang sehat.
  • Prioritaskan Kebutuhan Pribadi – Jangan berkompromi dengan nilai-nilai dan kebutuhanmu hanya karena merasa seseorang 'ditakdirkan' untukmu.
  • Terbuka dengan Peluang Baru – Perhatikan pertemuan kebetulan, tetapi tetap berperan aktif dalam menciptakan kesempatan bagi diri sendiri.

Red String Theory atau Invisible String Theory adalah konsep menarik yang memberikan perspektif baru tentang hubungan manusia.

Namun, seperti semua teori, penting untuk menggunakannya sebagai sumber harapan, bukan sebagai satu-satunya panduan dalam menjalani hidup dan hubungan.

Baca Juga: Tips Mempersiapkan Diri sebelum Ikut Ajang Cari Jodoh, Seperti Apa?

(*)

Sumber: Womens Health Magazine
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Mengenal Apa Itu Red String Theory atau Teori Benang Merah Terkait Jodoh