Parapuan.co - Tahap sensorimotorik pada bayi usia 0-2 tahun merupakan fondasi penting dalam perkembangan kognitif mereka.
Pada tahap ini, bayi mulai memahami dunia di sekitarnya melalui interaksi sensorik dan gerakan motoriknya. Bayi merespons lingkungannya dengan melihat, meraba, memegang, serta mendengar, dan semua itu dilakukan melalui aktivitas fisik.
Pada awal kehidupan, bayi hanya mengandalkan refleks alami tanpa kemampuan berbicara atau memahami simbol.
Namun, seiring bertambahnya usia, mereka mulai menunjukkan kemajuan kognitif yang lebih kompleks.
Sejak lahir hingga usia satu bulan, hampir semua tindakan bayi bersifat refleks, spontan, dan tidak disengaja.
Mereka belum dapat membedakan objek secara spesifik dan hanya merespons rangsangan dari lingkungan secara otomatis.
Memasuki usia satu hingga empat bulan, bayi mulai mengenali perbedaan objek serta mengoordinasikan gerakan mata dan suara. Mereka mulai memperhatikan sumber suara dan mencoba menoleh ke arah bunyi yang menarik perhatian.
Pada usia empat hingga delapan bulan, bayi semakin aktif mengulangi tindakan yang memberikan kepuasan, seperti mengguncang mainan untuk mendengar suaranya atau mengulangi gerakan tertentu yang menarik perhatian orang di sekitarnya.
Saat mencapai usia delapan hingga dua belas bulan, bayi mulai memahami hubungan sebab-akibat. Mereka menyadari bahwa suatu benda tetap ada meskipun tidak terlihat, yang dikenal sebagai konsep objek.
Baca Juga: Viral di TikTok Bayi Dikerok sampai Gosong, Ini Dampak Buruknya
Selain itu, bayi juga mulai memahami bahwa benda lain dapat memengaruhi tindakan mereka, misalnya dengan mendorong suatu benda untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
Perkembangan kognitif bayi semakin terlihat pada usia dua belas hingga delapan belas bulan, di mana mereka mulai bereksperimen dengan lingkungan sekitar.
Pada tahap ini, bayi menggunakan metode trial and error untuk menemukan cara baru dalam menyelesaikan masalah. Rasa ingin tahu mereka terhadap berbagai benda juga semakin besar, mendorong mereka untuk mencoba berbagai cara dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Memasuki usia delapan belas hingga dua puluh empat bulan, bayi sudah mampu menggambarkan objek dan kejadian melalui simbol.
Mereka mulai memahami konsep berpikir tanpa harus mencoba langsung, sehingga bisa mencari solusi sebelum bertindak. Perubahan ini menunjukkan awal dari kemampuan berpikir abstrak yang lebih kompleks.
Tahap sensorimotorik ini menjadi dasar bagi perkembangan kognitif anak di masa mendatang. Pengalaman yang diperoleh melalui eksplorasi dan interaksi akan membentuk pola pikir mereka di kemudian hari.
Oleh karena itu, memberikan stimulasi yang sesuai dengan usia bayi sangat penting untuk membantu mereka berkembang baik. Berinteraksi dengan bayi melalui percakapan, nyanyian, dan permainan sederhana dapat menjadi cara efektif untuk merangsang perkembangan kognitif mereka.
Dengan dukungan yang tepat, bayi dapat tumbuh menjadi anak yang cerdas, kreatif, dan siap menghadapi tahap perkembangan berikutnya. (*)
Baca Juga: 18 Pilihan Nama Bayi Gender Neutral Terinspirasi dari Selebriti Dunia