Penderitaan Perempuan Dikomersilkan Lewat Film dari Kisah Nyata, Eksploitasi atau Edukasi?

Arintha Widya - Senin, 10 Februari 2025
Tentang komersialisasi penderitaan perempuan lewat film dari kisah nyata.
Tentang komersialisasi penderitaan perempuan lewat film dari kisah nyata. iStockphoto

Baca Juga: Berdasarkan Kisah Nyata, Ini Sinopsis Film Lembayung yang Viral di TikTok

Menggunakan kisah nyata memerlukan persetujuan dari korban atau keluarga mereka, serta penghormatan terhadap privasi dan perasaan mereka.

3. Representasi yang Akurat

Penting untuk menggambarkan kisah dengan akurat dan sensitif, tanpa menambahkan elemen dramatis yang tidak perlu yang dapat mendistorsi realitas.

Mengkomersilkan penderitaan perempuan melalui film dari kisah nyata adalah pedang bermata dua.

Di satu sisi, film semacam itu dapat meningkatkan kesadaran, memberikan edukasi, dan mendorong perubahan sosial.

Di sisi lain, ada risiko eksploitasi dan ketidakpekaan jika tidak dilakukan dengan hati-hati.

Oleh karena itu, pembuat film harus menjalankan tanggung jawab mereka dengan integritas, memastikan bahwa tujuan utama adalah memberikan manfaat bagi korban dan masyarakat luas, bukan semata-mata keuntungan komersial.

Sebagai perempuan, Kawan Puan punya pilihan untuk menyetujui atau menolak jika kisahmu dijadikan film.

Namun, pastikan kamu sudah sembuh dari trauma terlebih dulu sebelum menyetujuinya, ya.

Baca Juga: Mengapa Film dari Kisah Nyata Menarik Perhatian Penonton? Ini 6 Alasannya

(*)

Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Seperti Angga Yunanda dan Shenina, Ini Tanda-Tanda Kamu Jalani Hubungan yang Sehat