DDoS Attack: Serangan Digital yang Dapat Mengancam Media Siber Indonesia

Arintha Widya - Senin, 10 Februari 2025
Serangan DDoS mengancam media siber.
Serangan DDoS mengancam media siber. sasha85ru

Parapuan.co - Akhir-akhir ini serangan DDoS atau DDoS Attack mendadak menjadi perbincangan media internasional.

Serangan digital DDoS ini menyerang game online, tetapi bukan tidak mungkin media siber juga terancam kelangsungannya jika mengalami hal serupa.

Lantas, apa itu DDoS Attack, cara kerja, dan bagaimana menghindari serangannya? Simak informasinya seperti melansir Fortinet!

Apa Itu Serangan DDoS?

Serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS) adalah kejahatan siber di mana penyerang membanjiri server dengan lalu lintas internet berlebihan, sehingga pengguna sah tidak dapat mengakses layanan dan situs online yang terhubung.

Serangan ini merupakan ancaman serius bagi perusahaan dan organisasi yang bergantung pada infrastruktur digital, tak terkecuali media.

Motivasi di Balik Serangan DDoS

Motivasi pelaku serangan DDoS sangat beragam, mulai dari individu yang ingin menunjukkan kemampuan mereka dalam mengeksploitasi celah keamanan, kelompok hacktivist yang ingin mengungkapkan ketidakpuasan terhadap suatu perusahaan, hingga pesaing bisnis yang ingin menghancurkan operasional lawan mereka.

Selain itu, serangan DDoS juga dapat bermotif finansial, seperti pemerasan di mana pelaku menanamkan ransomware pada server korban dan menuntut tebusan untuk mengembalikan layanan seperti semula.

Baca Juga: Tips Lakukan Penilaian Keamanan Digital dan Finansial bagi Perempuan

Cara Kerja Serangan DDoS

Serangan DDoS bertujuan untuk melumpuhkan perangkat, layanan, dan jaringan target dengan mengirimkan lalu lintas internet palsu dalam jumlah besar.

Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam serangan ini, antara lain:

1. Botnets: Penyerang menginfeksi perangkat komputer atau IoT dengan malware, membentuk jaringan botnet yang digunakan untuk membanjiri target dengan permintaan koneksi.

2. Serangan Volume-Based: Menghabiskan bandwidth yang tersedia antara korban dan internet.

3. Serangan Protokol: Mengeksploitasi kelemahan pada Layer 3 dan Layer 4 dalam protokol jaringan.

4. Serangan Aplikasi: Menargetkan Layer 7 OSI, seperti HTTP flood, yang membuat server bekerja lebih dari kapasitas normal.

Gejala Serangan DDoS

Mendeteksi serangan DDoS bisa jadi sulit karena gejalanya mirip dengan gangguan layanan biasa, seperti:

  • Kinerja jaringan melambat
  • Situs web tidak dapat diakses
  • Koneksi internet terputus-putus
  • Munculnya spam atau konten tidak biasa

Serangan ini bisa berlangsung dalam hitungan jam hingga berbulan-bulan, tergantung pada skala dan metode yang digunakan.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Keamanan Siber Pengguna, Bank Digital Ini Luncurkan Program Baru

Strategi Pencegahan dan Mitigasi Serangan DDoS

Mencegah serangan DDoS sepenuhnya memang sulit, tetapi organisasi dapat menerapkan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampaknya, seperti:

1. Penilaian Risiko: Melakukan audit keamanan secara rutin untuk mengidentifikasi titik lemah dalam sistem.

2. Diferensiasi Lalu Lintas: Menggunakan jaringan Anycast untuk mendistribusikan lalu lintas serangan ke beberapa server.

3. Black Hole Routing: Menyaring lalu lintas dengan memblokir semua paket data yang mencurigakan.

4. Rate Limiting: Membatasi jumlah permintaan yang dapat diterima server dalam jangka waktu tertentu.

5. Firewall Aplikasi Web (WAF): Menyaring permintaan jaringan berdasarkan aturan keamanan yang ditetapkan.

6. Solusi Perlindungan DDoS: Menggunakan sistem pemantauan yang dapat mendeteksi dan merespons serangan dalam waktu nyata.

7. Pemanfaatan CDN (Content Delivery Network): Menyebarkan lalu lintas ke berbagai server di berbagai lokasi untuk mengurangi dampak serangan.

Baca Juga: Berkaca dari Peretasan Pusat Data Nasional, Mengapa Situs Web Mudah Diretas?

8. Peningkatan Kapasitas Jaringan: Memastikan kapasitas bandwidth lebih besar dari perkiraan lalu lintas serangan untuk meminimalkan dampaknya.

Serangan DDoS merupakan ancaman serius yang dapat merugikan bisnis dan organisasi dari segi finansial serta reputasi.

Dengan meningkatnya jumlah perangkat IoT dan pekerja jarak jauh, kebutuhan akan perlindungan terhadap serangan ini menjadi semakin mendesak.

Terlebih di ranah media siber sebagai penyebar informasi dari pemerintah atau pemangku kepentingan ke masyarakat.

DDoS Attack bisa saja dimanfaatkan oknum untuk membungkam media atau mencegah tersebarnya berita tertentu.

Oleh karena itu, perusahaan perlu mengadopsi strategi keamanan yang komprehensif untuk melindungi jaringan mereka dari potensi serangan siber di masa depan.

Semoga saja hal ini tidak terjadi di Tanah Air, dan dapat diatasi dengan langkah yang tepat oleh kementerian terkait.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Forensik Digital sebagai Peluang Kerja Era Teknologi

(*)

Sumber: Fortinet
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

WO di Lombok Diduga Lakukan Penipuan, Ini Tips Memilih Vendor untuk Calon Pengantin