Parapuan.co - Tangisan bayi sering kali menjadi dilema bagi orang tua atau pengasuh. Ada yang beranggapan bahwa membiarkan bayi menangis bisa mencegahnya menjadi manja, sementara ada juga yang percaya bahwa bayi harus segera ditenangkan.
Perdebatan mengenai hal ini masih berlangsung hingga saat ini.
Menurut ahli, orang tua cenderung terlalu sering merespons tangisan bayi, yang akhirnya membuat bayi semakin sering menangis.
Tangisan bayi yang langsung ditenangkan justru memperkuat kebiasaannya menangis karena mendapat "reward" dari pengasuhnya. Jadi, respons cepat terhadap tangisan bayi dapat meningkatkan frekuensi tangisan tersebut.
Namun, ada teori yang menekankan pentingnya merespons tangisan bayi secepat mungkin, terutama pada tahun pertama kehidupannya.
Respons yang cepat dan penuh ketenangan dianggap sebagai faktor utama dalam membangun ikatan emosional yang kuat antara bayi dan pengasuhnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi yang ibunya cepat merespons tangisannya pada tiga bulan pertama, cenderung lebih jarang menangis pada tahun pertama kehidupannya.
Saat ini, banyak pakar perkembangan anak berpendapat bahwa merespons tangisan bayi dengan segera merupakan langkah terbaik.
Hal ini diyakini dapat membantu bayi mengembangkan rasa percaya dan membangun kedekatan yang aman dengan orang tuanya.
Baca Juga: Mengenal Perkembangan Emosi Bayi dan Cara Berkomunikasi Melalui Tangisan
Selain itu, penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan respons cepat terhadap tangisannya cenderung memiliki regulasi emosi yang lebih baik di masa depan.
Bayi lebih mudah merasa aman dan memiliki keterampilan sosial yang lebih baik dibandingkan bayi yang tangisannya sering diabaikan.
Oleh karena itu, merespons tangisan bayi dengan penuh kasih sayang dapat memberikan manfaat jangka panjang dalam perkembangan emosional dan sosialnya.
Namun, perlu diingat bahwa merespons tangisan bayi bukan berarti selalu menggendong atau menenangkan secara langsung tanpa memahami penyebabnya.
Orang tua perlu belajar mengenali jenis tangisan bayi, apakah disebabkan oleh rasa lapar, kelelahan, ketidaknyamanan, atau kebutuhan akan perhatian.
Dengan memahami sinyal yang diberikan bayi, orang tua dapat memberikan respons yang tepat dan membantu bayi merasa nyaman tanpa harus bergantung pada tangisan sebagai satu-satunya cara berkomunikasi. (*)
Baca Juga: Bayi 0-2 Tahun Bisa Apa Saja? Ini Tahap Perkembangannya dan Stimulasi yang Tepat