Mitos Demam dan Flu pada Anak yang Dipercaya Orang Tua, Ahli Ungkap Faktanya

Arintha Widya - Jumat, 14 Februari 2025
Mitos soal demam dan flu anak, serta faktanya menurut ahli.
Mitos soal demam dan flu anak, serta faktanya menurut ahli. ozgurcankaya

Parapuan.co - Saat anak terserang flu atau demam, orang tua tentu ingin segera mencari cara untuk membantu mereka merasa lebih baik.

Sayangnya, banyak mitos seputar cara mencegah dan mengobati flu yang masih dipercaya masyarakat.

Berikut beberapa mitos yang perlu diluruskan dengan fakta berdasarkan pendapat para ahli sebagaimana merangkum Parents!

1. Mitos: Masuk Angin Bisa Menyebabkan Flu

Fakta: Flu disebabkan oleh virus, bukan karena cuaca dingin atau angin.

Dr. Susan Coffin, Direktur Medis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di The Children's Hospital of Philadelphia, menjelaskan bahwa lebih banyak orang sakit saat musim dingin karena mereka lebih sering berada di dalam ruangan dan berdekatan dengan orang lain yang mungkin membawa virus.

Udara dingin juga bisa menyebabkan hidung berair, tetapi ini bukan tanda bahwa seseorang terserang virus flu.

2. Mitos: Jika Tidak Demam, Berarti Tidak Menular

Fakta: Flu dan pilek sangat menular, baik seseorang mengalami demam atau tidak.

Baca Juga: Apa Benar Makanan Pedas Dapat Mengobati Pilek? Ini Kata Ahli

Flu dapat menyebar sejak satu hari sebelum gejala muncul hingga lima hingga tujuh hari setelahnya.

Anak-anak bahkan bisa menularkan virus lebih lama. Oleh karena itu, batuk dan bersin tetap bisa menyebarkan virus meskipun seseorang tidak demam.

3. Mitos: Menjauhi Orang Sakit Saja Sudah Cukup untuk Mencegah Flu

Fakta: Menghindari orang sakit bisa membantu, tetapi bukan cara yang sepenuhnya efektif.

Flu bisa menyebar sebelum gejala muncul, jadi orang yang terlihat sehat pun bisa menularkan virus.

Cara terbaik untuk mencegah flu adalah dengan mendapatkan vaksin tahunan dan menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan secara teratur.

4. Mitos: Vaksin Flu Bisa Menyebabkan Flu

Fakta: Vaksin flu tidak menyebabkan flu. Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), virus dalam vaksin flu telah dimatikan sehingga tidak bisa menyebabkan infeksi.

Beberapa orang mungkin mengalami efek samping ringan seperti nyeri otot atau demam ringan, tetapi ini bukan tanda bahwa mereka terkena flu.

Baca Juga: Makanan dan Minuman yang Bisa Bantu Redakan Flu, Ada Teh dan Madu

5. Mitos: Tidak Perlu Vaksin Flu Setiap Tahun

Fakta: Perlindungan dari vaksin flu tidak bertahan lama. Dr. Coffin menjelaskan bahwa virus flu bermutasi setiap tahun, sehingga vaksin juga diperbarui untuk melawan jenis virus terbaru.

Oleh karena itu, vaksinasi tahunan tetap diperlukan untuk perlindungan maksimal.

6. Mitos: Terlambat Mendapatkan Vaksin Jika Sudah Masuk Januari

Fakta: Vaksin flu tetap bermanfaat kapan pun kamu mendapatkannya selama musim flu masih berlangsung.

Dr. Coffin menegaskan, "Tidak ada kata terlambat untuk mendapatkan vaksin."

Flu sering mencapai puncaknya pada Februari dan bisa berlangsung hingga Mei, jadi vaksinasi tetap penting selama flu masih menyebar.

7. Mitos: Vaksin Nasal Spray Bisa Digunakan oleh Semua Orang

Fakta: Vaksin nasal spray (FluMist) hanya direkomendasikan untuk orang sehat berusia 2 hingga 49 tahun yang tidak sedang hamil.

Baca Juga: Efek Samping setelah Imunisasi, Kenali Apa Itu KIPI dan Penanganannya

CDC tidak merekomendasikannya untuk anak-anak dengan asma, orang dengan kondisi medis tertentu, atau mereka yang memiliki sistem imun lemah.

8. Mitos: Setelah Terkena Flu Sekali, Tubuh Akan Kebal

Fakta: Flu memiliki banyak strain berbeda, sehingga seseorang bisa terkena flu lebih dari sekali dalam setahun.

Kekebalan terhadap satu jenis virus tidak menjamin perlindungan terhadap jenis lainnya. Flu juga berbeda dengan pilek, COVID-19, atau infeksi lain seperti pneumonia.

9. Mitos: Pilek Bisa Berubah Menjadi Flu

Fakta: Pilek dan flu disebabkan oleh virus yang berbeda, sehingga pilek tidak akan berubah menjadi flu.

Flu biasanya lebih parah daripada pilek, dengan gejala seperti demam tinggi, nyeri tubuh, dan kelelahan ekstrem.

10. Mitos: Flu Tidak Berbahaya

Fakta: Flu bisa menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, bronkitis, atau infeksi bakteri sekunder.

Baca Juga: Anak Mengalami Batuk Pilek di Musim Hujan, Perlu Obat Antibiotik?

CDC memperkirakan bahwa setiap tahun antara 12.000 hingga 52.000 orang meninggal akibat flu, sementara ratusan ribu lainnya harus dirawat di rumah sakit.

Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit kronis lebih berisiko mengalami komplikasi serius akibat flu.

11. Mitos: Obat Flu Bisa Menyembuhkan Pilek Juga

Fakta: Obat antivirus seperti Tamiflu hanya efektif melawan flu, bukan pilek atau penyakit lainnya.

Jika seseorang mengalami flu berat, dokter mungkin akan meresepkan obat antivirus, tetapi untuk pilek, perawatan terbaik adalah istirahat dan menjaga hidrasi tubuh.

12. Mitos: Susu dan Produk Olahan Susu Harus Dihindari Saat Flu

Fakta: Banyak orang percaya bahwa susu dapat meningkatkan produksi lendir, tetapi ini tidak benar.

Dr. James Steckelberg dari Mayo Medical School menjelaskan bahwa meskipun susu bisa membuat lendir terasa lebih kental, itu tidak menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak lendir.

Justru, produk susu seperti susu hangat atau sup krim dapat membantu meredakan tenggorokan yang sakit dan memberikan asupan nutrisi yang dibutuhkan saat sakit.

Kawan Puan percaya mitos yang mana, nih? Sekarang kamu sudah tahu faktanya, jadi lebih paham tentang kondisi demam dan flu pada anak.

Baca Juga: Flu Singapura Rentan Menyerang Anak di Bawah 5 Tahun, Kenali Gejalanya

(*)

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Tradisi Menyambut Ramadan di 8 Daerah di Indonesia, Sarat Akan Makna