Pengaruh Ramadan terhadap Tren Modest Fashion Menurut Para Desainer

Arintha Widya - Minggu, 16 Februari 2025
Ternyata ini pengaruh bulan Ramadan terhadap tren modest fashion.
Ternyata ini pengaruh bulan Ramadan terhadap tren modest fashion. .shock

Parapuan.co - Ramadan, bulan suci bagi umat Muslim di seluruh dunia, tidak hanya menjadi momen untuk refleksi spiritual tetapi juga berpengaruh besar terhadap dunia mode, terutama dalam fashion modest.

Para desainer di Uni Emirat Arab (UEA) terinspirasi oleh esensi Ramadan, menciptakan keseimbangan antara tradisi dan inovasi dalam koleksi mereka.

Melansir Gulf News, berikut komentar mereka tentang pengaruh bulan Ramadan terhadap tren modest fashion!

Modest Fashion: Simbol Iman, Hormat, dan Gaya Pribadi

Pendiri butik konsep Stylexia, Alaa Tarek Mohamed Ali, mengungkapkan bahwa selama Ramadan, fashion modest bukan sekadar tentang pakaian, tetapi juga pernyataan iman dan penghormatan terhadap nilai budaya.

Ini tercermin pada salah satu koleksi miliknya, yang memadukan unsur tradisional dengan gaya modern, menciptakan busana yang sesuai untuk aktivitas ibadah di siang hari serta pertemuan sosial di malam hari.

"Potongan klasik kami diperbarui untuk mencerminkan evolusi fashion modest. Elemen seperti bahan yang nyaman, desain elegan, serta warna-warna yang berani namun tetap sopan dipilih untuk memenuhi kebutuhan akan kenyamanan, keindahan, dan perayaan selama bulan suci," ujar Ali.

Pendekatan ini juga diterapkan oleh Eliane Sarr, Direktur Kreatif dan CEO Savanna, yang menekankan bahwa Ramadan memengaruhi proses desainnya dengan mengutamakan kesederhanaan, elegansi, dan kenyamanan.

"Pemilihan kain dan siluet dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan kenyamanan dan kesejukan, selaras dengan esensi fashion modest," kata Eliane Sarr.

Baca Juga: Desainer Sebut Sarimbit Masih Diminati, Ini 3 Tren Baju Lebaran 2024

Desainer ternama Anum Rajwani juga mencatat peningkatan permintaan akan busana dengan lengan panjang, kerah tinggi, dan potongan longgar yang mencerminkan nilai-nilai fashion modest selama Ramadan.

"Klien kami memilih siluet yang modis namun tetap nyaman dikenakan," kata Anum Rajwani.

Warna dan Motif yang Mencerminkan Ramadan

Nabila Shaikh, pemilik brand Enchanting Bella, menyoroti bahwa Ramadan mendorong preferensi terhadap palet warna yang lebih lembut serta sentuhan dekoratif yang elegan namun tidak berlebihan.

"Ramadan memengaruhi palet warna dengan kecenderungan pada tone yang lebih lembut dan detail yang lebih sederhana, mencerminkan kesopanan tanpa kehilangan unsur kemewahan" jelas Nabila.

Sementara itu, butik Hazar Haute Couture di Dubai menyesuaikan desain gaun mereka dengan menambahkan elemen seperti cape dramatis, lengan yang dapat dilepas, serta rok luar yang dapat dilepas untuk memberikan lapisan tambahan yang elegan dan modern.

"Kami juga berfokus pada busana luar yang menambah sentuhan kecanggihan, modernitas, dan gaya," kata perwakilan dari Hazar Haute Couture.

Mengikuti Perubahan Sosial dalam Dunia Fashion

Selain aspek religius dan budaya, Ramadan juga mencerminkan perubahan sosial yang lebih luas, termasuk kesadaran terhadap keberlanjutan, keberagaman, dan ekspresi diri.

Baca Juga: Desainer Ungkap Tren Hijab 2024, Paris Masih Jadi Idaman Perempuan

Ali menyatakan bahwa fashion Ramadan kini semakin mengarah pada perayaan individualitas dan komitmen terhadap lingkungan.

“Ini memberikan gambaran tentang arah masa depan mode—yang mengedepankan keterbukaan, kreativitas, dan koneksi," ujarnya.

Anum Rajwani juga menambahkan bahwa kaftan klasik kini semakin diminati dengan sentuhan estetika modern yang tetap mempertahankan warisan budaya.

"Kaftan tradisional kini tren dengan estetika modern, menarik berbagai kalangan dan mencerminkan warisan budaya sambil merangkul fashion kontemporer," katanya.

Nabila Shaikh menyoroti bahwa inklusivitas dalam fashion modest semakin menonjol selama Ramadan.

Brand kini menyediakan berbagai ukuran dan gaya yang lebih luas untuk memenuhi preferensi yang beragam.

"Pelanggan mencari kain yang ringan dan desain yang memberikan keseimbangan antara kesopanan dan kebebasan bergerak," tambah Nabila.

Menyeimbangkan Tradisi dan Inovasi dalam Fashion Modest

Menjaga keseimbangan antara tradisi dan inovasi adalah tantangan tersendiri bagi desainer modest fashion.

Baca Juga: Heaven Lights Hadirkan Koleksi yang Padukan Budaya Arab-Jawa, Cocok Jadi Baju Lebaran

Ali membandingkannya dengan seorang koki yang menggabungkan cita rasa klasik dan modern dalam satu hidangan.

"Bayangkan bagaimana abaya tradisional dapat diperbarui dengan material baru atau bagaimana kaftan bisa diperbarui dengan pola yang berani," jelasnya.

Savanna menginterpretasikan elemen tradisional seperti bordir rumit dalam konteks modern, sementara studio Anum Rajwani menggabungkan sentuhan budaya dengan estetika kontemporer.

"Kami menggunakan potongan inovatif dan bahan berkualitas untuk menciptakan busana unik yang menarik berbagai kalangan," papar Eliane Sarr.

Nabila Shaikh juga menekankan pentingnya memahami umpan balik pelanggan serta tren pasar guna mengembangkan desain yang tetap autentik namun relevan dengan zaman.

"Pola bordir tradisional dapat diterapkan dengan cara yang lebih modern, atau kain baru dapat digunakan untuk memberikan kombinasi antara kesopanan dan kenyamanan," tuturnya.

Hazar Haute Couture mempertahankan estetika mewah dalam balutan modest fashion melalui eksplorasi siluet yang elegan dan modern.

Merayakan Keberagaman dan Individualitas

Bagi banyak desainer, Ramadan menjadi kesempatan untuk menciptakan busana yang tidak hanya mencerminkan spiritualitas tetapi juga merayakan keberagaman budaya dan individualitas pelanggan mereka.

Baca Juga: Rayakan Hari Kartini, Syakeph Offical x Anggiasari Mawardi Luncurkan Office Modest Wear

Ali menekankan bahwa koleksi Stylexia dirancang untuk memenuhi selera beragam komunitas di UEA.

"Fashion adalah bahasa yang terus berkembang, dan selera komunitas kami sangat beragam," ungkapnya.

Savanna juga merancang kaftan dengan potongan siluet Afrika Barat untuk mencerminkan perpaduan harmonis antara tradisi dan modernitas, sementara Anum Rajwani menghadirkan kaftan dengan cetakan cerah dan desain eklektik yang tetap mempertahankan esensi budaya Timur Tengah.

Di sisi lain, Nabila menyoroti bagaimana fashion modest Ramadan menarik perhatian individu dari berbagai latar belakang, termasuk mereka yang tidak beragama Islam.

"Banyak non-Muslim yang mencari abaya dan pakaian modest yang tetap modis, membuat mereka merasa nyaman dan percaya diri dalam berbagai acara sosial," katanya.

Hazar Haute Couture memastikan bahwa setiap busana yang mereka ciptakan dapat membuat pemakainya merasa berdaya, elegan, dan tetap setia pada gaya personal mereka.

Pengaruh Ramadan terhadap tren fashion modest bukan hanya sekadar tentang pakaian, tetapi juga refleksi dari nilai-nilai budaya, spiritualitas, dan perubahan sosial.

Para desainer di UEA menunjukkan bagaimana tradisi dapat berjalan seiring dengan inovasi, menciptakan busana yang tidak hanya memancarkan kesopanan tetapi juga memperkuat identitas dan ekspresi diri individu.

Dengan semakin berkembangnya kesadaran akan keberlanjutan dan inklusivitas, fashion Ramadan menjadi jendela menuju masa depan mode yang lebih beragam, terbuka, dan berdaya guna bagi semua.

Baca Juga: Wujudkan Indonesia Jadi Kiblat Modest Fashion, JMFW 2025 Siap Diadakan

(*)

Sumber: Gulf News
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Resep Dendeng Balado, Ide Lauk untuk Sahur yang Bisa Tahan Lama