3. Kelelahan Fisik
Menjadi caregiver berarti harus siap siaga setiap saat.
Banyak ibu yang harus mengurus jadwal pengobatan anak, mengawasi efek samping kemoterapi, memastikan asupan gizi tetap seimbang, serta menjaga kebersihan lingkungan agar anak tidak terkena infeksi.
Beban fisik ini sering kali membuat ibu kurang tidur, mengalami kelelahan kronis, bahkan jatuh sakit karena kurangnya waktu untuk merawat diri sendiri.
Beberapa ibu juga harus belajar keterampilan medis dasar, seperti cara memberikan obat melalui infus atau merawat luka akibat prosedur medis tertentu.
Pentingnya Menghargai Perjuangan Ibu sebagai Caregiver Anak Pengidap Kanker
Peran orang tua dalam merawat anak yang mengidap kanker adalah tugas yang sangat berat, baik secara fisik maupun emosional.
Namun, di banyak kasus, mengapa peran sebagai caregiver lebih sering dibebankan kepada ibu saja?
Baca Juga: Penderitaan Perempuan Dikomersilkan Lewat Film dari Kisah Nyata, Eksploitasi atau Edukasi?
Sementara peran ayah dalam mengasuh anak yang sakit samar atau tak terlihat.
Padahal, sebagai orang tua, baik ibu maupun ayah memiliki tanggung jawab yang sama dalam merawat dan mendukung anak pengidap kanker.
Fenomena ini bukan sekadar kebetulan, tetapi dipengaruhi oleh faktor kompleks termasuk peran sosial dan bias gender yang masih kuat.
Dalam banyak budaya, termasuk di Indonesia, perempuan masih sering dianggap sebagai sosok yang lebih bertanggung jawab dalam mengurus rumah tangga dan merawat anak.
Peran ibu sebagai caregiver telah tertanam kuat dalam norma sosial, sehingga ketika anak mengalami kondisi medis serius seperti kanker, perempuan secara otomatis diharapkan untuk mengambil alih peran perawatan.
Karena peran yang berat sebelah ini, ibu lebih sering mengalami dampak psikologis yang lebih besar dibandingkan ayah karena beban perawatan yang lebih dominan mereka pikul.
Sementara itu, ayah sering diharapkan untuk tetap bekerja dan menjadi penyedia finansial utama bagi keluarga.
Peran ibu sebagai caregiver anak pengidap kanker bukanlah tugas yang mudah. Ibu menghadapi berbagai tekanan emosional, finansial, sampai kelelahan fisik.
Maka dari itu, penting untuk berbagi tanggung jawab yang sama dan tidak bias gender dalam peran perawatan anak pengidap kanker antara ayah dan ibu.
Lebih dari itu, penting bagi Kawan Puan untuk lebih peduli dan memberikan dukungan bagi ibu sebagai caregiver anak pengidap kanker.
Dukungan bisa berupa bantuan finansial, kesempatan untuk berbagi perasaan, atau bahkan sekadar mendengarkan tanpa menghakimi.
Baca Juga: Diet Khusus Anak Penderita Kanker, Kenali Efek Samping Pengobatan
(*)