Mengonsumsi Mi Instan Setiap Hari Tidak Baik untuk Perempuan, Kenapa?

Parapuan.co - Di tengah kesibukan aktivitas sehari-hari, mi instan bisa menjadi alternatif makanan saat lapar melanda.

Selain penyajiannya yang cepat, harga mi instan juga relatif terjangkau.

Ditambah lagi, ada berbagai pilihan variasi rasa yang menambah daya tarik makanan satu ini.

Di balik kepraktisannya, mi instan bukanlah makanan yang ideal untuk dikonsumsi setiap hari oleh perempuan.

Merujuk dari laman Kompas.com, kandungan natrium yang tinggi, lemak jenuh, serta bahan pengawet dalam mi instan berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Berikut PARAPUAN merangkum berbagai alasan mengapa mi instan tidak boleh dikonsumsi setiap hari oleh perempuan:

Berisiko Sebabkan Kenaikan Berat Badan dan Obesitas

Mi instan tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat, sehingga mudah dicerna dan cepat meningkatkan kadar gula darah.

Efek ini bisa menyebabkan rasa lapar lebih cepat kembali, membuatmu mengonsumsi lebih banyak kalori sepanjang hari.

Jika dikonsumsi setiap hari, mi instan dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak sehat hingga risiko obesitas.

Mengganggu Kesehatan Pencernaan

Mi instan mengandung bahan pengawet dan zat tambahan seperti MSG (monosodium glutamate) yang dapat memicu iritasi pada lambung dan memperlambat proses pencernaan.

Jika dikonsumsi setiap hari, mi instan bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit, kembung, hingga meningkatkan risiko penyakit asam lambung.

Tidak Mengandung Nutrisi yang Dibutuhkan Tubuh

Mi instan tidak memiliki cukup protein, serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi dengan baik.

Jika Kawan Puan mengandalkan mi instan sebagai makanan utama setiap hari, tubuhmu akan kekurangan nutrisi penting seperti zat besi, kalsium, dan vitamin B yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang, darah, juga sistem saraf.

Untuk diketahui bahwa kekurangan nutrisi dapat berdampak lebih besar bagi perempuan, terutama bagi yang sedang hamil atau merencanakan kehamilan.

Asupan gizi yang tidak seimbang bisa meningkatkan risiko anemia, kelelahan kronis, hingga komplikasi kehamilan.

(*)