Rosita Aruan: Kubur Mimpi Jadi Polwan karena Tinggi Badan, Tapi Berhasil Jadi Tentara AS

Arintha Widya - Sabtu, 22 Februari 2025
Rosita Aruan Orchid Baptiste: Anggota tentara Amerika Serikat asal Indonesia.
Rosita Aruan Orchid Baptiste: Anggota tentara Amerika Serikat asal Indonesia. Kompas.TV

Parapuan.co - Kawan Puan, baru-baru ini ramai kabar tentang gagalnya seorang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) berkarier di Kementerian Hukum dan HAM karena tinggi badan yang kurang memenuhi syarat.

Padahal, perempuan yang bekerja sebagai buruh tersebut merupakan peraih skor tertinggi di tes CPNS Kemenkumham Jawa Tengah pada 2024.

Hal ini seolah mengingatkan kita bahwa persoalan tinggi badan masih menjadi penghalang bagi siapa saja, khususnya perempuan untuk meraih mimpinya.

Situasi serupa pernah dialami oleh Letnan Kolonel Rosita Aruan Orchid Baptiste, perempuan asal Sumatera Utara, Indonesia, yang berkarier di satuan tentara Amerika Serikat (AS).

Letkol Rosita Aruan pernah bercita-cita jadi Polisi Wanita (Polwan), tetapi tinggi badannya yang tidak memenuhi syarat mendaftar Polri di Indonesia, membuatnya mengurungkan niat.

Lantas, bagaimana perjalanan karier Rosita Aruan hingga menjadi tentara di AS? Simak uraiannya seperti melansir Kompas.com berikut ini!

Perjalanan Karier Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste

Perjalanan hidup Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste adalah bukti bahwa tekad dan kerja keras dapat membawa seseorang melampaui batas yang sebelumnya tak terbayangkan.

Perempuan berdarah Batak itu kini menjadi perwira menengah di Angkatan Darat Amerika Serikat, sebuah pencapaian yang tidak diraihnya dengan mudah.

Baca Juga: Mengenal Mariana Saanin Mufti, Salah Satu Polwan Pertama di Indonesia

Rosita, yang saat ini bertugas sebagai mekanik di pasukan militer AS, telah mengabdi selama lebih dari 11 tahun.

Dalam perjalanannya, ia pernah ditempatkan di berbagai wilayah konflik, seperti Irak dan Kuwait, setelah menempuh pendidikan di Jerman.

Namun, sebelum mencapai posisi ini, jalan hidupnya penuh dengan tantangan dan kejutan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Dari Mimpi Jadi Polwan ke Militer AS

Sejak kecil, Rosita bercita-cita menjadi polisi wanita (Polwan), tetapi impiannya terhenti karena tinggi badannya tidak memenuhi syarat.

"Ada jodoh ingin keinginan jadi Polwan, dari segi tinggi badan saya sudah distop," tuturnya dalam sebuah wawancara beberapa waktu silam.

Ia juga pernah bermimpi menjadi jaksa, namun sekali lagi, aturan tinggi badan menjadi hambatan.

Meski demikian, Rosita tidak patah semangat dan terus mencari jalan lain untuk meraih kesuksesan.

Perjalanan dari Indonesia ke Amerika

Baca Juga: Mengenal Basaria Panjaitan, Perempuan Pertama yang Jadi Polwan dengan Pangkat Tertinggi

Lahir dan besar di Indonesia, Rosita merupakan lulusan Fakultas Hukum USU dengan jurusan Perdagangan Internasional.

Setelah menyelesaikan studinya, ia sempat bekerja di beberapa perusahaan di Jakarta.

Namun, hidupnya berubah drastis ketika menikah dengan seorang warga negara Amerika Serikat yang juga seorang tentara.

Demi mendampingi suaminya, ia pindah ke Negeri Paman Sam pada September 2000.

Berada di negara baru dengan budaya yang berbeda, Rosita awalnya bercita-cita menjadi wartawan, mengingat ia pernah bekerja di Warta Ekonomi pada tahun 1997.

"Kebetulan itu pekerjaan yang saya suka," kenang Rosita dalam sebuah wawancara dengan VOA Indonesia.

Namun, kurangnya pengalaman kerja di AS membuat impiannya itu sulit terwujud. Tak mau menyerah, Rosita mengambil pekerjaan sebagai kasir di restoran cepat saji Burger King.

Dengan gaji 6 dollar 25 sen per jam, ia tak hanya melayani pelanggan, tetapi juga harus membersihkan meja dan bahkan toilet.

"Saya nangis, saya bilang sama ibu saya di Jakarta, enggak kebayang saya ke Amerika bersihkan WC," katanya.

Baca Juga: Berdaya di Darat, Laut, Udara: Ini Sosok Perempuan Indonesia di Sektor Pertahanan-Keamanan

Perjuangan Menjadi Tentara AS

Kesempatan besar datang ketika ia mengetahui peluang untuk bergabung dengan militer AS. Namun, jalannya tak mudah.

Pada ujian pertama, ia dinyatakan gagal. Bukannya putus asa, ia justru semakin gigih belajar selama 30 hari penuh sebelum mengikuti ujian ulang.

Upayanya membuahkan hasil. Rosita dinyatakan lolos dan resmi bergabung dengan pasukan AS, meskipun tinggi badannya hanya 149 sentimeter.

"Mereka itu tidak melihat tinggi badan," katanya. Berbeda dengan di Indonesia, militer AS lebih menilai kemampuan seseorang daripada fisik semata.

Setelah diterima, ia dihadapkan pada tiga pilihan pekerjaan: sopir, montir, atau koki. Tanpa ragu, Rosita memilih menjadi mekanik, profesi yang jarang dipilih oleh perempuan.

Keputusan itu membawanya ke berbagai pelatihan hingga ke Jerman dan menempatkannya dalam misi ke berbagai negara.

Kini, Rosita telah ditarik dari tugas di medan konflik dan lebih fokus menjalani tugas administrasi serta mengurus keluarganya.

Meskipun mimpinya di Indonesia tak terwujud, Rosita menemukan jalannya sendiri di militer AS.

Kini, sebagai Letnan Kolonel, ia telah memimpin ratusan pasukan dan menjalani berbagai misi penting.

Kisah hidupnya adalah inspirasi bahwa kerja keras dan ketekunan bisa membawa seseorang meraih sesuatu yang lebih besar dari impian awalnya.

Baca Juga: Letda Ajeng Tresna, Penerbang Tempur Perempuan Pertama di WARA TNI AU

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Pentingnya Berkedip, 7 Langkah Menjaga Kesehatan Mata Jika Sering Pakai Gadget