Laporan Ini Menunjukkan Bagaimana Masa Depan Otonomi Bisnis Berbasis AI

Citra Narada Putri - Senin, 3 Maret 2025
Masa depan otonomi bisnis berbasis AI.
Masa depan otonomi bisnis berbasis AI. (SvetaZi/Getty Images)

Parapuan.co - Pada era digitalisasi yang sedang berlangsung, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) mengalami perkembangan signifikan, mendorong peningkatan tingkat otonomi di seluruh organisasi. Oleh karena itu, kepercayaan terhadap kinerja AI menjadi tolok ukur esensial bagi organisasi untuk mengoptimalkan potensinya.

Untuk memetakan seperti apa otonomi yang didukung oleh AI akan terjadi di masa depan, Accenture merilis laporan terbarunya dalam Accenturee Technology Vision 2025. Dalam laporan ini diketahui penyebaran AI di berbagai sektor dan masyarakat dengan laju yang lebih cepat daripada teknologi sebelumnya.

Accenture juga turut menyampaikan tren terbaru terkait perkembangan dan interaksi manusia dengan AI yang telah mencapai ke tahap berikutnya. Dimana, Accenture memprediksi AI mampu berjalan secara otomatis, bahkan mandiri, untuk menyelesaikan tantangan baru dan meningkatkan efisiensi kerja.

Di laporan tahun ini juga, Accenture menjelajahi berbagai peluang dan inovasi AI. Beberapa contohnya adalah sebagai penggunaan AI untuk social commerce atau robot untuk melakukan pekerjaan di lingkungan yang dinilai berbahaya.

- 65% eksekutif di Indonesia percaya bahwa perlunya urgensi baru untuk penciptaan ulang dan kegiatan perancangan, pembangunan, dan operasi sistem teknologi. Hal ini untuk menumbuhkan fondasi kepercayaan antara AI dan manusia agar keduanya dapat berkembang secara positif.

- 68% eksekutif di Indonesia khawatir LLM dan chatbot dapat memberikan suara yang sama kepada setiap brand. Selain itu 75% setuju bahwa brand dapat mengatasi masalah ini dengan secara proaktif membangun pengalaman AI yang dipersonifikasikan.

- 58% eksekutif percaya pemanfaatan teknologi AI hanya dapat terjadi secara maksimal jika dibangun di atas fondasi kepercayaan sehingga membutuhkan sistem digital dan model AI lebih akurat, dapat diprediksi, konsisten, dan dapat dilacak, di samping penggunaan AI yang bertanggung jawab (resposible AI).

- 76% eksekutif setuju bahwa organisasi perlu memprioritaskan pendekatan kepercayaan terhadap teknologi yang berjalan secara paralel dengan strategi pemanfaatan teknologi.

Selain itu, ada beberapa temuan menarik lainnya yang juga diluncurkan di Accenture Technology Vision 2025, yaitu: 

Baca Juga: AI Mentransformasi Perusahaan Media, Kreativitas Manusia Tetap Diperlukan

- 65% eksekutif melaporkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan karyawan mereka, termasuk penyandang disabilitas, terutama untuk penggunaan alat dan teknologi AI Generatif, dalam 3 tahun ke depan.

- 94% eksekutif memperkirakan tugas-tugas yang dilakukan karyawan mereka akan bergeser perlahan-lahan hingga signifikan ke arah inovasi dalam 3 tahun ke depan.

- 79% eksekutif percaya bahwa hanya dengan membangun kepercayaan dengan karyawan, organisasi akan dapat sepenuhnya memanfaatkan otomatisasi teknologi Gen AI.

- 78% eksekutif setuju bahwa mengomunikasikan strategi AI organisasi mereka kepada karyawan sangat penting untuk membangun kepercayaan mereka.

Dengan berbagai penemuan tersebut, penelitian ini pun memprediksi AI akan semakin berperan sebagai mitra pengembangan teknologi, brand ambassador pribadi, menjalankan robot, dan menumbuhkan simbiosis baru dengan manusia untuk memberikan hasil terbaik.

"Technology Vision ke-25 kami memberikan para pemimpin gambaran tentang apa yang akan terjadi di masa depan ketika AI terus belajar, bertindak secara otonom, dengan dan atas nama manusia, serta mendorong berbagai bisnis dan masyarakat yang menggunakannya ke dalam cara-cara baru yang menarik untuk terus melakukan inovasi," ujar Jayant Bhargava, Country Managing Director, Accenture Indonesia.

Namun, untuk mendapatkan manfaat AI hanya akan dapat dilakukan jika para pemimpin mengambil kesempatan untuk menanamkan dan membangun kepercayaan pada kinerja dan manfaatnya secara sistematis sehingga bisnis dan orang-orang dapat memanfaatkan berbagai potensi luar biasa dari AI.

“Untuk memanfaatkan potensi AI secara bertanggung jawab, perusahaan-perusahaan di Indonesia harus memprioritaskan kepercayaan, transparansi, kontrol pengawasan yang ketat, dan pelatihan yang strategis. Hal ini termasuk menetapkan tata kelola yang jelas, memantau akses data, dan memastikan proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab," ujar Jayant.

Baca Juga: 6 Ide Passive Income Menggunakan AI dan Tools yang Direkomendasikan

Berinvestasi dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja serta membina budaya kolaborasi antara manusia dan AI, sangatlah penting untuk memastikan bahwa implementasi AI selaras dengan tujuan bisnis dan juga dapat memberdayakan karyawan.

"Dengan demikian, bisnis di Indonesia dapat menavigasi kompleksitas adopsi AI dan menciptakan perpaduan yang harmonis antara kemampuan manusia dan mesin untuk meraih potensi AI yang lebih besar serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” tutup Jayant.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Hubungan Asmara Ditentang Orang Tua, Apa yang Harus Kamu Lakukan?