Parapuan.co - Pernikahan seharusnya menjadi tempat yang aman, nyaman, dan penuh dukungan bagi pasangan untuk tumbuh bersama. Sayangnya, tidak semua pernikahan berjalan sesuai harapan.
Beberapa perempuan mungkin merasa ada sesuatu yang salah dalam hubungan mereka, tetapi sulit untuk mengenali tanda-tandanya karena sudah terbiasa dengan dinamikanya. Tidak jarang, kita mungkin menoleransi perlakuan yang sebenarnya tidak sehat dengan alasan cinta, anak-anak, atau tekanan sosial.
Dalam banyak kasus, pernikahan yang tidak sehat tidak selalu ditandai dengan kekerasan fisik. Namun, beberapa bentuk ketidaksehatan dalam hubungan bisa lebih halus dan sulit dikenali, seperti komunikasi yang buruk, kurangnya rasa hormat, atau ketidakseimbangan kekuasaan.
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak buruk pada kesehatan mental, emosional, bahkan fisik seorang perempuan. Untuk diketahui bahwa pernikahan sehat adalah hubungan yang didasarkan pada kepercayaan, saling mendukung, dan komunikasi terbuka.
Apabila unsur-unsur di atas tidak ada, maka kemungkinan besar hubungan tersebut tidak berjalan dengan baik. Itulah alasan mengapa sangat penting bagi Kawan Puan untuk mengetahui tanda-tanda pernikahan yang tidak sehat agar bisa mengambil langkah untuk memperbaiki situasi atau mencari jalan keluar lebih baik.
Merujuk dari laman Resolve Conflict, dalam rangka memperingati International Women's Day atau Hari Perempuan Internasional, berikut tanda perempuan menjalani pernikahan yang tidak sehat. Yuk, simak uraian lengkapnya!
1. Ketidakseimbangan dalam Keputusan dan Kontrol
Pernikahan seharusnya berjalan seimbang, yakni kedua belah pihak memiliki hak yang sama dalam mengambil keputusan. Namun, dalam pernikahan yang tidak sehat, sering kali salah satu pihak mendominasi dan mengontrol.
Situasi ini mungkin terjadi pada hampir semua aspek kehidupan bersama, mulai dari keuangan, pertemanan, hingga keputusan kecil seperti apa yang harus kamu kenakan. Jika pasanganmu selalu ingin mengontrol apa yang boleh dan tidak tanpa mempertimbangkan pendapatmu, ini bisa menjadi tanda bahwa pernikahanmu tidak memiliki keseimbangan yang sehat.
Baca Juga: Perempuan Ragu pada Pasangan Jelang Pernikahan, Mengapa Perasaan Ini Muncul?
Ketidakseimbangan membuat perempuan merasa terkungkung dan terjebak. Ketika ini mencoba mengambil kendali, bukan tidak mungkin jika pasangan akan marah atau merasa harga dirinya terinjak.
"Ketika seseorang merasa terjebak atau terkungkung dalam pernikahan, itu adalah situasi yang sangat beracun (toksik)," ujar Megan Hunter, penulis Bait & Switch: Saving Your Relationship After Incredible Romance Turns Into Exhausting Chaos.
2. Komunikasi Didominasi Pertengkaran dan Silent Treatment
Komunikasi adalah fondasi utama dalam sebuah pernikahan. Jika komunikasi yang terjadi dalam hubunganmu lebih banyak diisi dengan pertengkaran tanpa solusi, atau justru diwarnai dengan silent treatment berkepanjangan, ini bisa menjadi tanda bahaya.
Pertengkaran sehat seharusnya berujung pada pemahaman yang lebih baik antara kedua pasangan. Namun, dalam pernikahan yang tidak sehat, pertengkaran sering kali hanya menambah luka dan memperburuk keadaan.
Sementara itu, silent treatment yang dilakukan dalam waktu lama bukan sebagai bentuk refleksi, tetapi sebagai hukuman emosional. Hal ini dapat menyebabkan perasaan keterasingan dalam hubungan. Artinya ketika pasangan tidak bisa berkomunikasi secara efektif, ini bisa menyebabkan frustrasi, kesalahpahaman, dan pada akhirnya jarak emosional semakin besar.
3. Selalu Tidak Dihargai
Perempuan yang berada dalam pernikahan tidak sehat sering kali merasa bahwa pendapat, perasaan, dan kontribusinya diabaikan atau tidak dihargai. Bisa jadi, pasanganmu sering meremehkan ide-ide yang kamu kemukakan, atau selalu mengkritik caramu melakukan sesuatu, tanpa memberikan apresiasi terhadap usahamu.
Baca Juga: Kenapa Perempuan Bertahan di Pernikahan yang Penuh Kekerasan?
Jika dalam hubunganmu kamu lebih sering merasa rendah diri karena pasangan terus-menerus mengoreksi, mengejek, bahkan merendahkanmu di depan orang lain, ini adalah tanda bahwa hubungan tersebut tidak memberikan lingkungan yang mendukung perkembangan dirimu.
Padahal, hubungan sehat harus memungkinkan kedua pasangan merasa dihargai dan didukung dalam setiap aspek kehidupan mereka. Bukan malah membuatnya merasa tidak dihargai.
4. Merasa Takut dan Tidak Nyaman di Dekat Pasangan
Dalam pernikahan yang sehat, kamu seharusnya merasa aman dan nyaman saat bersama pasangan. Namun, jika kamu justru merasa takut, cemas, atau selalu berhati-hati dalam setiap ucapan dan tindakan agar tidak memicu kemarahan pasangan, maka ini adalah tanda bahaya yang serius.
Ketakutan ini bisa muncul karena pasangan sering bersikap kasar secara verbal, emosional, atau bahkan fisik. Bahkan jika tidak ada kekerasan fisik, manipulasi emosional seperti mengancam akan meninggalkanmu jika kamu tidak menuruti kemauannya, juga termasuk dalam bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang sering kali diabaikan.
5. Tidak Bisa Menjadi Diri Sendiri
Dalam pernikahan yang sehat, kamu seharusnya bisa menjadi dirimu sendiri tanpa merasa dihakimi atau dipaksa berubah. Namun, jika kamu selalu merasa harus menyembunyikan bagian dari dirimu agar pasangan tetap menyukaimu, atau jika pasangan selalu menuntutmu untuk berubah menjadi seseorang yang bukan dirimu, ini bisa menjadi tanda bahwa hubungan tersebut tidak sehat.
Baca Juga: Tantangan Milenial dan Gen Z dalam Mempersiapkan Pernikahan, Apa Saja?
(*)