Parapuan.co - Dalam beberapa tahun terakhir, industri perfilman Indonesia semakin berkembang, tidak hanya dari segi kualitas produksi, tetapi juga dalam keberagaman tema yang diangkat. Salah satu tema yang semakin banyak mendapat perhatian adalah kesetaraan gender.
Tema kesetaraan gender yang diangkat dalam sebuah film seakan menjadi refleksi nyata dari perjuangan perempuan di kehidupan sehari-hari. Ketika sebuah film menggambarkan karakter perempuan kuat, mandiri, dan memiliki peran sentral dalam cerita, hal itu dapat mematahkan stereotip lama yang masih melekat di masyarakat.
Sebaliknya, jika film hanya menampilkan perempuan sebagai korban, objek romantisasi, atau tokoh pendukung tanpa perkembangan karakter yang jelas, maka film tersebut justru seolah memperkuat bias gender di masyarakat.
Banyak film dan series Indonesia terbaru yang mulai menunjukkan perubahan positif dalam representasi gender. Karakter perempuan ini semakin kompleks, memiliki kedalaman emosional, dan berkontribusi secara signifikan dalam alur cerita.
Misalnya saja film Women from Rote Island yang menyoroti perjuangan perempuan di tengah tradisi. Melalui film ini, semua pihak diajak bangkit dan bergerak bersama menghentikan kekerasan seksual, melindungi dan menolong korban-korban mendapatkan keadilan, serta meruntuhkan impunitas pelaku kekerasan seksual.
/photo/2023/11/15/fakta-film-women-from-rote-islan-20231115011551.jpg)
Melansir dari laman Kompas.id, film Women from Rote Island menampilkan penderitaan berlapis Martha (Irma Riri), pemerkosaan berulang yang berujung pada kehamilan dan melahirkan anak. Hal itu meluas kepada adiknya, Bertha (Bani Sallum Ratu Ke) yang mengalami kekerasan seksual dan nyawanya melayang.
Film ditutup dengan pencarian keadilan oleh Orpa (Linda Adoe), ibu dari Martha dan Bertha. Menggambarkan betapa panjangnya jalan perjuangan yang harus dilewati perempuan korban dan keluarganya. Orpa, Martha, dan Bertha seolah mewakili potret perempuan-perempuan korban kekerasan di Tanah Air.
Sosok Martha dalam Women from Rote Island merupakan gambaran nyata dari tragedi yang dialami perempuan-perempuan korban kekerasan seksual di Tanah Air. Hingga kini, perempuan korban berhadapan dengan stigma, budaya masyarakat yang patriarki, penegakan hukum lemah, sehingga banyak pelaku melenggang bebas. Selain film Women from Rote Island, berikut film dan series Indonesia yang menampilkan representasi kesetaraan gender.
Baca Juga: Jadi Isu Global IWD 2025, Ini Upaya Negara-Negara Dunia Mewujudkan Kesetaraan Gender
1. Sri Asih
/photo/2022/09/07/trailer-film-sri-asihjpg-20220907115406.jpg)
Dalam dunia perfilman, karakter superhero sering kali didominasi laki-laki. Namun, Sri Asih hadir untuk mengubah narasi tersebut. Dirinya hadir menjadi sosok superhero perempuan yang tangguh dan mandiri.
Disutradarai oleh Upi dan dibintangi Pevita Pearce, film ini menceritakan tentang Alana, seorang perempuan yang menemukan kekuatan luar biasa dalam dirinya. Alana harus menggunakan kekuatan tersebut untuk melawan ketidakadilan.
Berbeda dengan kebanyakan film superhero yang hanya berfokus pada aksi, Sri Asih juga menyelipkan pesan tentang perjuangan perempuan dalam menghadapi diskriminasi, serta bagaimana kekuatan sejati bukan hanya soal fisik, tetapi juga keberanian untuk melawan ketidakadilan.
2. Yuni
/photo/2021/11/11/yuni-diperankan-arawinda-kirana-20211111094654.jpg)
Yuni adalah film garapan Kamila Andini yang mengangkat kisah seorang remaja perempuan dengan kecerdasan luar biasa dan bercita-cita melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Namun, harapan itu menghadapi tantangan besar karena tekanan dari lingkungan sekitar yang masih memegang teguh norma bahwa perempuan sebaiknya menikah muda daripada mengejar pendidikan.
Film ini secara tajam mengkritik realitas sosial di mana pilihan perempuan sering kali dibatasi oleh ekspektasi budaya. Yuni, yang diperankan oleh Arawinda Kirana, harus menghadapi dilema antara mengikuti kata hatinya atau menyerah pada tuntutan masyarakat.
3. Gadis Kretek
/photo/2023/11/01/dian-sastrowardoyo-sebagai-dasiy-20231101043426.jpeg)
Series Gadis Kretek, adaptasi dari novel berjudul serupa ini mengangkat kisah seorang perempuan yang berusaha bertahan di industri kretek. Pada masanya, industri tersebut masih didominasi oleh laki-laki.
Diperankan Dian Sastro sebagai karakter utama, dirinya penuh semangat dan pantang menyerah. Film ini seolah menyoroti ketidakadilan sistemik yang masih menjadi masalah hingga saat ini.
Tidak hanya menampilkan perjuangan di dunia bisnis, film ini juga mengangkat aspek budaya dan sejarah Indonesia, menjadikannya tontonan yang tidak hanya inspiratif, tetapi juga edukatif.
Baca Juga: Dukung Kesetaraan Gender, Ini 5 Negara Terbaik untuk Pekerja Perempuan
(*)