"Ketakutan atas perasaan tidak nyaman dapat dimulai dengan memperoleh gambaran keuangan yang jelas," ujar Ann Springer, seorang terapis yang berbasis di New York.
Di sisi lain, penulis menilai bahwa akan ada berbagai konsekuensi yang dirasakan dan dialami perempuan ketika bertahan dalam pernikahan yang tidak bahagia. Misalnya stres berkepanjangan yang pada akhirnya menyebabkan kondisi kesehatan mental tidak seimbang dan gangguan kesehatan fisik
Opini penulis ini didukung dengan adanya penelitian pada tahun 2017 lalu yang berjudul The Impact of Stress on Body Function sebagaimana dikutip dari laman Healthline. Penelitian tersebut menemukan bahwa stres diikuti berbagai masalah kesehatan seperti gangguan pencernaan, menurunnya nafsu makan, hingga memengaruhi kesehatan jantung.
Bukan itu saja, penulis juga menilai apabila perempuan bertahan dalam pernikahan yang tidak bahagia, bukan tidak mungkin jika konflik akan lebih sering terjadi. Pada akhirnya, secara tidak sadar situasi ini hanya akan menurunkan kualitas hidup dan menghambat pertumbuhan pribadi.
Memutuskan untuk meninggalkan pernikahan yang tidak bahagia bukanlah perkara mudah, terutama bagi perempuan yang menghadapi berbagai tekanan sosial, ekonomi, dan emosional. Ada begitu banyak faktor yang membuat mereka merasa terjebak dalam hubungan yang tidak memberikan kebahagiaan.
Namun menurut penulis, penting bagi kamu untuk menyadari bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan diri juga berharga. Jika sebuah pernikahan hanya membawa penderitaan tanpa adanya solusi yang nyata, mencari jalan keluar mungkin merupakan keputusan terbaik demi kesehatan mental dan masa depan yang lebih baik.
Baca Juga: Memahami Dampak Psikis dan Fisik Jika Anak Perempuan Menikah Terlalu Dini
Selain itu, ekonomi juga menjadi faktor yang membuat perempuan tetap bertahan di pernikahan yang tidak bahagia. Artinya, penting bagi kamu untuk mandiri secara finansial dan tidak bergantung pada satu sumber penghasilan saja, alias suami.
Banyak perempuan yang masih bergantung secara finansial pada pasangan atau keluarga, yang dapat membatasi kebebasan mereka dalam membuat keputusan. Sementera ketika kamu memiliki kemandirian finansial, situasi ini memungkinkan perempuan memiliki kontrol atas hidup mereka sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain untuk kebutuhan dasar maupun gaya hidup mereka.
Kembali lagi, keputusan untuk bertahan atau pergi sepenuhnya ada pada dirimu. Namun, jika bertahan hanya akan menyakitimu untuk apa dilanjutkan? Soal ekonomi, cobalah untuk berdiri di kaki sendiri dan memenuhi kebutuhanmu. Cobalah untuk memulai usaha kecil-kecilan, memanfaatkan hobi sebagai ladang penghasilan, atau cara lainnya untuk membuatmu berdaya secara finansial.
(*)