Perempuan Jadi Korban Penipuan Keuangan? Segera Lakukan 5 Hal Ini

Saras Bening Sumunar - Selasa, 11 Maret 2025
Perempuan menjadi korban penipuan keuangan.
Perempuan menjadi korban penipuan keuangan. Freepik

Parapuan.co - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Pusat Penanganan Penipuan Transaksi Keuangan (Investment Alert and Scam) atau IASC berhasil menyelamatkan sejumlah Rp128, 4 miliar dana masyarakat yang menjadi korban penipuan sektor keuangan. Dana tersebut diselamatkan selama periode November 2024 sampai 5 Maret 2025.

Fajruddin selaku Analis Eksekutif Senior Kelompok Spesialis Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK menyebut bahwa semakin cepat penipuan dilaporkan maka semakin besar pula peluang dana yang dapat diselamatkan.

Lebih lanjut, selama periode tersebut IASC menerima sebanyak 61.097 laporan dari seluruh Indonesia. Adapun total kerugian dari seluruh laporan tersebut yakni mencapai Rp1,2 triliun.

Laporan tersebut melibatkan 149 pelaku usaha serta 103.164 rekening yang diduga digunakan dalam aksi penipuan. Dari jumlah itu, sebanyak 29.591 rekening atau 28,68 persen telah diblokir.

"Jumlah dana yang dapat dikembalikan tergantung dari kecepatan laporan korban dan apakah dana masih tersisa di rekening penipu," ujar Fajruddin dikutip dari Kompas.com. Fajaruddin menegaskan komitmen IASC untuk terus meningkatkan kapasitas guna mempercepat penanganan kasus penipuan di sektor keuangan.

Berkaca dari kasus penipuan dari sektor keuangan, ada beberapa hal yang bisa perempuan lakukan jika kamu menjadi korban. Berikut PARAPUAN merangkumnya untuk kamu.

1. Kumpulkan Informasi dengan Segera

Ketika kamu menyadari bahwa telah menjadi korban penipuan, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah tetap tenang dan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi terkait kasus yang terjadi. Cobalah untuk mencatat semua detail transaksi yang sudah kamu lakukan, seperti bukti transfer, percakapan dengan pelaku, serta segala bentuk komunikasi yang bisa menjadi bukti.

Jika penipuan ini terjadi melalui platform digital seperti media sosial atau aplikasi perbankan, segera lakukan tangkapan layar (screenshot) sebagai dokumentasi yang bisa digunakan saat melaporkan kasus ini ke pihak berwenang.

Baca Juga: OJK Ungkap Ciri-Ciri Rekening yang Rentan Dipakai untuk Tindak Kriminal

Seperti yang disampaikan oleh Fajruddin, semakin cepat korban bertindak dalam kasus penipuan keuangan, semakin besar kemungkinan dana bisa diselamatkan, terutama jika transaksi baru saja terjadi. Oleh karena itu, jangan tunda waktu untuk mulai mengambil langkah-langkah penyelamatan.

2. Segera Hubungi Bank

Melansir dari laman BBClangkah berikutnya adalah bank atau layanan keuangan yang kamu gunakan untuk melakukan transaksi. Jika penipuan terjadi melalui transfer bank, segera hubungi customer service dan laporkan kejadian tersebut. Sebagian besar bank memiliki prosedur untuk memblokir atau membekukan dana dalam waktu singkat jika laporan dilakukan dengan cepat.

3. Laporkan Kasus pada Pihak Berwenang

Sementara menurut laman CBC, sangat penting bagi perempuan korban penipuan sektor keuangan untuk melaporkan kasus tersebut ke pihak berwenang. Di Indonesia, kamu bisa melaporkan kasus ini ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, atau kepolisian setempat.

Jika kasus ini berkaitan dengan fintech ilegal atau investasi bodong, kamu juga bisa melapor ke Satgas Waspada Investasi agar tindakan lebih lanjut bisa diambil. Melaporkan kasus penipuan keuangan bukan hanya membantumu dalam proses penyelidikan, tetapi juga bisa membantu orang lain agar tidak mengalami kejadian serupa.

4. Periksa dan Perbaiki Keamanan Finansialmu

Setelah mengalami penipuan, langkah selanjutnya adalah memperkuat keamanan finansial agar kejadian serupa tidak terulang. Coba periksa kembali kebiasaan keuanganmu, apakah kamu terlalu mudah percaya pada tawaran investasi yang tidak jelas atau terlalu cepat memberikan informasi pribadi kepada pihak lain.

5. Bangun Kembali Keuangan dan Mentalmu

Menjadi korban penipuan keuangan bukan hanya berdampak pada kondisi finansial, tetapi juga bisa menimbulkan tekanan mental yang berat. Rasa kecewa, malu, atau marah bisa muncul, terutama jika jumlah uang yang hilang cukup besar. Jika kamu merasa stres atau mengalami kecemasan berlebihan, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor keuangan.

Baca Juga: Waspada Penipuan Keuangan Online, Berikut Ini Ciri-Ciri Link Palsu

(*)

Sumber: Kompas.com,CBC,BBC
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Alasan Mengapa Tidur Siang Itu Penting, Terutama untuk Perempuan