Parapuan.co - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti), Stella Christie, baru saja mengungkapkan tiga sosok perempuan yang menginspirasi dirinya. Ia bahkan mengaku bahwa sosok yang menginspirasi dirinya ini bukan hanya satu, melainkan tiga.
Ketika Stella Christie menempuh pendidikan Sarjana (S1), ia begitu mengagumi dosen pembimbinganya yakni Prof. Elizabet Spelke, Phd dan advisornya, Prof. Dedre Gartner. Bagi Stella Christie, kedua sosok tersebut merupakan perempuan yang sangat cerdas, terutama dalam bidang sains.
"Pada saat kuliah S1 itu ada (pembimbing) Prof. Elizabeth Spelke, Phd, advisor saya, Prof. Dedre Gentner. Brillian thinkers dan mereka selalu tahu apa yang meraka ingin kerjakan dan begitu memberikan inspirasi buat saya," ujar Prof. Stella Christie.
Ia pun menambahkan, bahwa sosok-sosok inspiratifnya tersebut memberikan pandangan tentang bagaimana sains begitu luar biasa menarik dan kita sebagai perempuan bisa mengerjakan apa pun yang diinginkan.
Prof. Elizabeth Spelke adalah profesor bidang psikologi di Harvard University. Ia juga merupakan direktur Laboratory for Developmental Studies di Harvard. Prof. Spelke mempelajari kemampuan kognitif awal pada bayi manusia. Ia juga mempelajari kemampuan anak-anak untuk belajar dengan cepat dan fleksibel tentang objek, tempat, orang, angka, dan geometri.
Sementara itu, Prof. Dedre Gentner merupakan seorang profesor bidang psikologi di Notherwestern University. Prof. Dedre memiliki fokus penelitian di bidang studi penalaran analogis.
Selain keduanya, masih ada satu perempuan yang menginspirasi Prof. Stella Christie yakni Iris Apfel. Buat Kawan Puan yang masih asing, Iris Afpel merupakan fashion icon yang tetap tampil unik hingga akhir hayatnya. Bukan hanya karena penampilannya, Prof. Stella Christie juga menyukai karakter Iris Afpel.
"Yang paling hebat sekali waktu dia umur 80 itu pun fashion-nya luar biasa. Saya ngefans banget sama Iris Apfel karena dia selalu menginspirasi. Kita mau pake pink juga boleh gitu," ujar Stella.
Iris Apfel merupakan seorang pengusaha, desainer interior, perancang busana, dan aktris asal New York, Amerika Serikat.
Baca Juga: Figur Perempuan Inspiratif Paling Mencuri Perhatian di Tahun 2024, Siapa Saja?
Iris Afpel meninggal pada usia 102 tahun pada 1 Maret lalu. Iris Afpel juga memiliki karier di bidang tekstil. Ia pun dikenal memiliki gaya busana yang berwarna mencolok dan mudah dikenali.
Peran Perempuan di Dunia Sains dan Pendidikan
Seperti diketahui, Prof. Stella Christie merupakan ilmuwan yang kini berkecimpung di dunia pemerintahan khususnya pendidikan tinggi, sains, dan teknologi. Kemunculan Stella Christie sebagai Wamendikti juga memberikan harapan agar pendidikan di Indonesia menghasilkan generasi yang membanggakan.
Penetapan Stella Christie sebagai Wamendikti bukan hanya merepresentasikan perempuan dalam bidang politik, tapi juga sains. Bertepatan dalam peringatan Hari Perempuan Internasional pada Sabtu, 8 Maret 2025 lalu Stella juga menyoroti peran perempuan dalam dunia sains.
Lewat unggahannya, Stella menyebut bahwa sains dan kehidupan memiliki keterkaitan yang begitu erat. Bahkan, ia menjelaskan bahwa mengasuh anak, budgeting, hingga perkembangan karier perempuan juga berkaitan dengan ilmu sains.
"Kalau kamu seorang ibu yang punya anak, pasti memikirkan kita harusnya ngapain dengan anak kita? Nah, itu banyak sekali science-nya. Bahkan sampai memikirkan atau gimana kita mengatur budget di rumah tangga itu juga banyak science-nya," jelasnya.
Terakhir, Stella berpesan kepada perempuan Indonesia bahwa setiap orang punya pilihan. Ia juga mengajak setiap perempuan menciptakan pilihan-pilihan hidupnya.
Profil Stella Christie
Baca Juga: Wamen Stella Christie Ungkap 3 Konsekuensi Jika Terlalu Bergantung pada AI
Sebagai informasi, sebelum dipercaya menjadi Wamendikti, Prof. Stella Christie merupakan akademisi dan Guru Besar Tsinghua University. Stella Christie meraih gelar sarjana psikologi di Harvard University, Amerika Serikat, pada tahun 2004.
Perempuan yang lahir di Medan, 11 Januari 1979 ini bahkan menjadi lulusan terbaik dengan gelar Magna Cum Laude dan mendapatkan penghargaan di Harvard. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Harvard, Stella mendapatkan gelar Ph.D atau profesor pendidikan psikologi di Northwestern University, Amerika Serikat di tahun 2010. Untuk pendidikan master dan doktoral Stella mengambil konsentrasi psikologi kognitif.
Setelah mengantongi gelar profesor, Stella sempat bekerja sebagai peneliti dan pengajar pasca doktoral di University of British Columbia, Amerika Serikat. Stella juga menjadi guru besar Swarthmore University, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS). Fokus ilmu yang ditekuninya terkait ilmu kognitif dan kecerdasan artificial intelligence (AI).
View this post on Instagram
(*)