Baca Juga: Pentingnya Literasi Digital pada Anak untuk Mencegah Paparan Konten Pornografi
“Bahkan dengan beberapa kontrol orangtua, beberapa konten yang tampak tidak berbahaya mungkin berkontribusi terhadap tantangan perilaku dan suasana hati yang signifikan," ujarnya. Ia menjelaskan bahwa beberapa tayangan mungkin memberikan contoh perilaku buruk dari karakter favorit anak-anak, yang kemudian dapat ditiru oleh anak-anak.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa tanpa batasan yang jelas, konsumsi media yang berlebihan bisa menyebabkan gangguan suasana hati, kualitas tidur yang buruk, masalah di sekolah atau tempat kerja, rentang perhatian yang lebih pendek, serta peningkatan risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
“Waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar tanpa pengawasan juga dapat menyebabkan peningkatan perundungan siber, pornografi, perilaku yang tidak menentu dan mengganggu, serta paparan konten traumatis yang tidak sesuai dengan usianya," tambahnya.
Titania Jordan setuju dengan pernyataan ini, dengan menekankan bahwa meskipun aplikasi ini dirancang untuk menyaring konten yang tidak pantas, masih ada kemungkinan beberapa video bisa lolos dari proses penyaringan. Salah satu cara video-video ini melewati filter adalah dengan menampilkan karakter ramah anak atau kata kunci populer, fenomena yang sering disebut sebagai "Elsagate"—di mana gambar mini dan karakter tampak aman, tetapi isinya justru berisi adegan mengganggu.
Selain itu, tidak semua video yang diberi label "edukatif" benar-benar dibuat oleh tenaga pendidik yang berkualitas. Jordan juga menyebut bahwa YouTube Kids dapat menyebabkan kecanduan media digital. “Aplikasi ini dirancang untuk menghibur dan menarik, sering kali menyajikan unboxing mainan anak-anak, konten bersponsor, atau video komersial, sehingga mengaburkan batasan antara hiburan dan iklan. Bahkan video pendek yang dirangkai menjadi satu dapat membuat ketagihan jika ditonton berjam-jam."
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
Dr. Shilpa memberikan panduan sederhana bagi orang tua agar bisa lebih mengontrol konten yang ditonton anak-anak:
- Buat akun YouTube Kids.
- Masuk ke bagian "Settings" di aplikasi YouTube Kids.
- Masukkan kode sandi atau selesaikan soal matematika.
- Pilih profil anak (buat terlebih dahulu jika belum ada).
- Pilih "Edit Settings" -> "Approved Content Only" -> "Add or Remove Videos".
- Tambahkan video atau kanal yang disetujui (pastikan menambahkan kanal resmi).
Jordan juga menambahkan agar orang tua menggunakan fitur pengaturan orang tua di YouTube Kids untuk memblokir kanal atau video tertentu, mengatur batas waktu menonton, dan menyesuaikan pengaturan berdasarkan tingkat kematangan anak. Selain itu, membuat daftar putar yang dikurasi dari pendidik, museum, atau institusi terkenal dapat mengurangi eksposur terhadap rekomendasi yang tidak sesuai.
Dengan keterlibatan aktif orang tua, YouTube Kids bisa menjadi alat hiburan yang lebih aman bagi anak-anak. Namun, tanpa pengawasan yang memadai, risiko paparan konten yang tidak sesuai tetap ada.
Baca Juga: Apa yang Terjadi saat Anak Terpapar Konten Pornografi di Internet?
(*)