1. Menargetkan Anak: Pelaku mencari anak yang rentan, seperti anak yang kurang mendapat perhatian di rumah, korban perundungan, atau anak yang memiliki masalah keluarga.
2. Membangun Kepercayaan: Pelaku membangun hubungan emosional dengan anak dan orang-orang di sekitarnya agar tidak menaruh curiga.
3. Memberikan Perhatian Khusus: Anak diberikan hadiah, pujian, atau perhatian lebih untuk membuatnya merasa dihargai.
4. Mengisolasi Anak: Pelaku berusaha menciptakan situasi di mana mereka bisa berdua saja dengan anak.
5. Menormalisasi Perilaku Seksual: Pelaku mulai memperkenalkan konsep-konsep seksual, baik secara verbal maupun melalui tindakan fisik.
6. Mengontrol Korban: Setelah pelecehan terjadi, pelaku menggunakan ancaman, rasa bersalah, atau manipulasi agar anak tidak melaporkan kejadian tersebut.
Perbedaan Utama Pedofil dan Child Grooming
Perbedaan utama antara keduanya terletak pada aspek tindakan. Pedofilia adalah tentang ketertarikan seksual yang bersifat internal, sementara grooming adalah tindakan aktif yang dilakukan pelaku untuk membangun situasi yang memungkinkan terjadinya pelecehan seksual terhadap anak.
Tidak semua pedofil adalah pelaku pelecehan seksual, begitu pula tidak semua pelaku pelecehan seksual terhadap anak adalah pedofil. Beberapa pelaku mungkin melakukannya karena kesempatan, faktor ekonomi (seperti perdagangan anak), atau motif lain yang tidak berkaitan dengan preferensi seksual terhadap anak-anak.