Mukena sebaiknya dicuci secara rutin, minimal dua atau tiga kali dalam seminggu, terutama jika sering digunakan. Saat mencuci, gunakan detergen yang lembut agar tidak merusak serat kain.
Hindari detergen yang mengandung pemutih keras, karena bisa membuat bahan mukena lebih cepat rapuh dan berbau kimiawi yang menyengat. Selain itu, pastikan kamu merendam mukena dalam air bersih sebelum mencucinya, terutama jika terdapat noda keringat atau debu.
Kamu juga bisa menambahkan sedikit cuka putih saat merendam mukena untuk membantu menghilangkan bau tak sedap, sekaligus mencegah pertumbuhan jamur.
3. Jangan Melipat dalam Keadaan Lembap
Salah satu penyebab utama mukena berjamur adalah kebiasaan melipat dan menyimpannya dalam keadaan lembap. Setelah dicuci, mukena harus benar-benar kering sebelum disimpan.
Jika mukena masih terasa lembap meskipun sudah dijemur, sebaiknya setrika dengan suhu rendah untuk memastikan kain benar-benar kering.
Selain itu, setelah salat, usahakan tidak langsung memasukkan mukena ke dalam tas tanpa memberi waktu untuk udara masuk. Jika memungkinkan, jemur atau angin-anginkan mukena sebentar sebelum dilipat dan disimpan kembali.
4. Gantung Usai Digunakan
Kebiasaan buruk lain yang sering dilakukan sebagian besar wanita adalah melipat mukena setelah digunakan. Padahal, hal tersebut juga dapat menyebabkan jamur muncul karena mukena tidak terkena angin.
Oleh karena itu, untuk menghindari lembap pada mukena, kamu harus menyimpannya dengan cara digantung. Cara ini dapat mengurangi timbulnya jamur karena mukena akan kering sendiri terkena angin.
5. Hindari Menyimpan Mukena Terlalu Lama
Banyak orang menyimpan mukena dalam kantong plastik agar lebih praktis saat dibawa bepergian. Namun, plastik bisa menyebabkan udara terperangkap dan menciptakan kondisi lembap yang ideal bagi pertumbuhan jamur. Jika kamu harus menyimpan mukena dalam tas plastik, pastikan untuk tidak meninggalkannya terlalu lama di dalamnya.
Baca Juga: Bebas Bergerak saat Beribadah, Ini Rekomendasi Mukena Jumbo untuk Salat Ied
(*)