Ibu baru mengalami perubahan hormon yang drastis setelah melahirkan. Setelah bayi lahir, kadar progesteron ibu menurun.
Progesteron memiliki sifat yang dapat memicu tidur dan penurunan ini membuat tidur menjadi lebih sulit. Setelah melahirkan, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh mengalami penurunan yang signifikan.
Hormon-hormon ini memiliki peran penting dalam mengatur siklus tidur dan suasana hati. Saat kadarnya menurun secara drastis, tubuh bisa mengalami kesulitan dalam mengatur pola tidur, menyebabkan ibu sulit tidur meskipun merasa sangat lelah.
3. Pola Tidur Bayi yang Tidak Teratur
Bayi baru lahir umumnya belum memiliki pola tidur yang konsisten. Mereka bisa terbangun setiap beberapa jam untuk menyusu atau diganti popoknya. Hal ini membuat ibu sulit mendapatkan tidur yang berkualitas karena harus terus-menerus bangun untuk merawat bayi.
4. Kecemasan dan Overthinking
Banyak ibu baru mengalami kecemasan berlebihan tentang kondisi bayinya, seperti apakah bayi cukup makan, apakah pernapasannya normal, atau apakah bayi tidur dengan aman. Pikiran yang terus-menerus aktif ini bisa membuat sulit untuk tertidur, meskipun tubuh sudah sangat lelah.
5. Depresi Pascapersalinan
Insomnia pascapersalinan bisa menjadi salah satu gejala awal dari depresi pascapersalinan. Jika sulit tidur berlangsung lama dan disertai dengan perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari, serta kesulitan dalam merawat diri sendiri atau bayi, maka kondisi ini perlu mendapatkan perhatian medis lebih lanjut.
Baca Juga: 3 Hal yang Perlu Dipersiapkan Perempuan Jelang Proses Persalinan
(*)