Parapuan.co - Setelah melewati proses persalinan dengan penuh perjuangan, banyak ibu berharap dapat menikmati waktu istirahat yang lebih baik. Sayangnya pada kenyataannya, banyak ibu baru justru mengalami kesulitan tidur atau insomnia pascapersalinan.
Kondisi ini bisa membuat tubuh terasa lelah sepanjang hari, memperburuk suasana hati, bahkan memengaruhi kemampuanmu dalam merawat bayi. Insomnia pascapersalinan bukan hanya sekadar kurang tidur akibat pola tidur bayi yang tidak teratur, tetapi juga bisa dipicu oleh perubahan hormon, stres, kecemasan, hingga faktor psikologis lainnya.
Menurut Verywell Health, insomnia pascapersalinan merupakan salah satu gangguan tidur yang umum terjadi pada ibu setelah melahirkan, dan kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa minggu, bahkan berbulan-bulan jika tidak ditangani dengan baik.
Gangguan tidur ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga bisa memicu gangguan emosional seperti baby blues atau depresi pascapersalinan.
Oleh karena itu, penting bagi setiap ibu untuk memahami penyebab, dampak, serta cara efektif mengatasi insomnia pascapersalinan agar bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, serta menjaga kesehatan mental dan fisik dengan optimal.
Penyebab Insomnia Pascapersalinan
1. Kekurangan Zat Besi
Kekurangan zat besi dalam darah merupakan faktor risiko insomnia pascapersalinan. Perempuan hamil memiliki risiko anemia yang lebih tinggi, terutama sebelum melahirkan. Sementara jika ibu hamil mengalami pendarahan hebat saat melahirkan, bukan tidak mungkin jika mengalami anemia pada masa pascapersalinan. Kadar zat besi yang rendah setelah melahirkan dapat meningkatkan risiko insomnia pascapersalinan.
2. Perubahan Hormon
Baca Juga: Beri Dukungan Emosional, Ini Pentingnya Peran Pendamping selama Proses Persalinan
Ibu baru mengalami perubahan hormon yang drastis setelah melahirkan. Setelah bayi lahir, kadar progesteron ibu menurun.
Progesteron memiliki sifat yang dapat memicu tidur dan penurunan ini membuat tidur menjadi lebih sulit. Setelah melahirkan, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh mengalami penurunan yang signifikan.
Hormon-hormon ini memiliki peran penting dalam mengatur siklus tidur dan suasana hati. Saat kadarnya menurun secara drastis, tubuh bisa mengalami kesulitan dalam mengatur pola tidur, menyebabkan ibu sulit tidur meskipun merasa sangat lelah.
3. Pola Tidur Bayi yang Tidak Teratur
Bayi baru lahir umumnya belum memiliki pola tidur yang konsisten. Mereka bisa terbangun setiap beberapa jam untuk menyusu atau diganti popoknya. Hal ini membuat ibu sulit mendapatkan tidur yang berkualitas karena harus terus-menerus bangun untuk merawat bayi.
4. Kecemasan dan Overthinking
Banyak ibu baru mengalami kecemasan berlebihan tentang kondisi bayinya, seperti apakah bayi cukup makan, apakah pernapasannya normal, atau apakah bayi tidur dengan aman. Pikiran yang terus-menerus aktif ini bisa membuat sulit untuk tertidur, meskipun tubuh sudah sangat lelah.
5. Depresi Pascapersalinan
Insomnia pascapersalinan bisa menjadi salah satu gejala awal dari depresi pascapersalinan. Jika sulit tidur berlangsung lama dan disertai dengan perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari, serta kesulitan dalam merawat diri sendiri atau bayi, maka kondisi ini perlu mendapatkan perhatian medis lebih lanjut.
Baca Juga: 3 Hal yang Perlu Dipersiapkan Perempuan Jelang Proses Persalinan
(*)