Parapuan.co - Kejahatan pada anak menjadi hal yang cukup mengakhawatirkan bagi orang tua dan perlu mendapatkan perhatian khusus, salah satunya child grooming. Kawan Puan, child grooming merupakan upaya seseorang untuk membangun hubungan emosional dengan anak yang bertujuan mengeksploitasi secara seksual.
Pelaku child grooming ini sering kali menyamar sebagai orang yang bisa dipercaya, alhasil sulit bagi anak untuk mengenali bahayanya. Anak-anak yang tidak mendapatkan pemahaman tentang child grooming berisiko lebih tinggi menjadi korban karena mereka belum memiliki keterampilan untuk mengenali perilaku mencurigakan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kamu sebagai orang tua untuk memberikan edukasi yang jelas dan mendalam agar anak bisa mengenali tanda-tanda child grooming sejak dini. Dengan membekali anak informasi yang tepat, mereka akan lebih waspada dan memiliki keberanian untuk melaporkan situasi yang mencurigakan.
Merujuk dari laman Raising Children, berikut cara mengajarkan anak mengenali tanda-tanda child grooming. Simak penjelasan lengkapnya!
1. Beri Pemahaman Tentang Batasan Diri dan Privasi
Langkah pertama dalam mengajarkan anak mengenali child grooming adalah memperkenalkan konsep batasan pribadi dan privasi. Jelaskan kepada anak bahwa tubuh mereka adalah milik mereka sendiri dan tidak ada seorang pun yang berhak menyentuh bagian tubuh pribadi tanpa izin, termasuk orang dewasa yang mereka kenal sekalipun.
Kamu bisa menggunakan istilah sederhana seperti 'zona pribadi' untuk menggambarkan area tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Selain itu, ajarkan anak untuk tidak memberikan informasi pribadi, seperti alamat rumah, nomor telepon, atau informasi sekolah kepada orang yang tidak dikenal, baik secara langsung maupun melalui internet.
2. Kenalkan Ciri-Ciri Perilaku Mencurigakan Orang Dewasa
Banyak pelaku child grooming memanipulasi anak dengan berpura-pura menjadi teman yang baik dan dapat dipercaya. Beberapa ciri khas perilaku grooming yang perlu dikenali anak, di antaranya:
Baca Juga: Pelecehan Seksual terhadap Anak, Ini Ancaman Hukuman bagi Pelaku Child Grooming
- Memberikan perhatian berlebihan kepada anak, seperti hadiah atau pujian yang berlebihan.
- Meminta anak untuk merahasiakan sesuatu dari orang tua atau keluarga.
- Berusaha mengisolasi anak dari lingkungan keluarga atau teman sebaya.
- Memperlihatkan gambar atau video yang tidak pantas kepada anak.
- Menawarkan bantuan atau kebaikan secara terus-menerus dengan maksud membangun kepercayaan.
3. Gunakan Metode Role Playing untuk Melatih Respons Anak
Salah satu cara efektif untuk membantu anak memahami tanda-tanda child grooming adalah dengan melakukan role playing atau permainan peran. Misalnya, kamu bisa berpura-pura sebagai orang asing yang mencoba mendekati anak dengan cara yang tidak pantas, lalu minta anak untuk menunjukkan bagaimana mereka akan bereaksi.
Dengan latihan ini, anak akan lebih siap dalam menghadapi situasi yang mungkin terjadi di dunia nyata. Mereka akan tahu bagaimana mengatakan "tidak" dengan tegas, menjaga jarak, serta segera mencari bantuan dari orang dewasa yang dipercaya.
Baca Juga: Masa Depan Anak Perempuan Terancam: Mengapa Child Grooming Tidak Boleh Diromantisasikan?
4. Bangun Hubungan yang Terbuka dan Nyaman dengan Anak
Penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang nyaman agar anak merasa aman untuk berbicara tentang segala hal, termasuk jika mereka mengalami sesuatu yang membuat mereka takut atau tidak nyaman. Anak yang memiliki hubungan dekat dengan orang tua lebih kecil kemungkinannya menjadi korban child grooming karena mereka cenderung lebih berani berbicara jika ada sesuatu yang tidak beres.
Cobalah untuk rutin menanyakan bagaimana hari mereka, dengan siapa mereka berbicara, dan apakah ada sesuatu yang mengganggu perasaan mereka. Jika anak sudah terbiasa berbicara dengan kamu, mereka tidak akan merasa ragu untuk melaporkan sesuatu yang mencurigakan.
5. Beri Edukasi tentang Bahaya Grooming di Dunia Digital
Di era internet, child grooming tidak hanya terjadi secara langsung, tetapi juga melalui media sosial, aplikasi chatting, dan game online. Jelaskan kepada anak bahwa ada orang-orang yang berpura-pura menjadi teman sebaya di dunia maya dengan tujuan jahat. Berikan aturan yang jelas mengenai penggunaan internet, seperti:
- Jangan menerima permintaan pertemanan dari orang yang tidak dikenal.
- Jangan pernah mengirim foto atau informasi pribadi kepada siapa pun secara online.
- Selalu melaporkan jika ada seseorang yang mengajak berbicara tentang hal-hal yang tidak pantas atau meminta merahasiakan sesuatu.
Baca Juga: Termasuk Pelecehan Seksual terhadap Anak, Apa Beda Child Grooming dan Pedofil?
(*)