Parapuan.co - TikTok telah menjadi salah satu aplikasi paling populer di kalangan remaja, tetapi kepopulerannya juga menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang tua. Tingginya intensitas penggunaan TikTok di kalangan remaja telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan tidur.
Untuk merespons kekhawatiran ini, TikTok beberapa waktu lalu memperkenalkan berbagai fitur kontrol orang tua. Fitur baru ini memungkinkan orang tua untuk ikut mengelola dan memantau konten yang ditonton oleh anak di aplikasi.
Namun, apakah fitur ini cukup untuk melindungi anak dan remaja dari dampak negatif platform ini? Simak penjelasan yang dikutip dari Parents berikut untuk mengetahuinya!
Fitur Baru Pengawasan Orang Tua di TikTok
TikTok pertama kali memperkenalkan fitur Family Pairing pada tahun 2020 untuk membantu orang tua mengatur akun anak mereka sesuai kebutuhan. Kini, platform ini kembali meluncurkan serangkaian pembaruan dalam fitur ini, di antaranya:
1. Pengingat "Wind Down" – Untuk pengguna di bawah 16 tahun yang masih aktif setelah pukul 22.00, TikTok akan menampilkan layar dengan musik menenangkan dan latihan mindfulness untuk mendorong mereka agar berhenti menggunakan aplikasi.
2. Time Away – Orang tua kini bisa memblokir akses aplikasi pada jam-jam tertentu, seperti saat makan, jam sekolah, atau sebelum tidur.
3. Pemantauan Aktivitas – Orang tua dapat melihat daftar pengikut, akun yang diikuti, dan akun yang diblokir oleh anak mereka.
Dengan adanya fitur-fitur ini, TikTok berusaha untuk memberi lebih banyak kendali kepada orang tua dalam membatasi penggunaan aplikasi oleh anak-anak mereka.
Baca Juga: Saring Sebelum Sharing, TikTok Punya Fitur Cegah Penyebaran Hoaks
Perjalanan TikTok dalam Meningkatkan Keamanan Pengguna Muda
Selama lima tahun terakhir, TikTok terus berupaya menambah fitur keamanan, terutama karena tekanan dari regulator dan kekhawatiran publik. Saat ini, ada lebih dari 15 pengaturan yang dapat disesuaikan oleh orang tua, mulai dari batas waktu penggunaan hingga pengawasan pesan langsung.
Namun, meskipun fitur-fitur ini memberikan lebih banyak perlindungan, masih ada pertanyaan besar mengenai efektivitasnya. Kritik terhadap TikTok menyebutkan bahwa platform ini tetap dirancang untuk membuat pengguna terus menggulir konten, yang berkontribusi pada kecanduan digital.
Kritik terhadap TikTok dan Dampaknya pada Kesehatan Mental
TikTok telah lama mendapat sorotan terkait dampaknya terhadap kesehatan mental remaja. Pada Oktober 2024, koalisi 14 negara bagian di Amerika Serikat menggugat TikTok, menuduh bahwa desain platform ini mendorong kecanduan dan memperburuk kesehatan mental anak-anak.
Investigasi juga menemukan bahwa para eksekutif TikTok mengetahui dampak negatif aplikasinya terhadap remaja, tetapi tidak mengambil tindakan yang cukup untuk mengatasinya.
Selain itu, algoritma TikTok memungkinkan penyebaran informasi yang tidak akurat, termasuk tentang kesehatan mental.
Banyak remaja yang menggunakan platform ini untuk "mendiagnosis" diri sendiri dengan kondisi seperti ADHD atau kecemasan tanpa konsultasi dengan profesional medis, yang dapat berujung pada kesalahpahaman dan penanganan yang tidak tepat.
Di luar isu kesehatan mental, TikTok juga menghadapi ancaman larangan di Amerika Serikat, kecuali jika perusahaan induknya di China menjual sahamnya sebelum April 2025. Saat ini, beberapa perusahaan tengah bersaing untuk membeli TikTok, dengan nilai yang diperkirakan mencapai 50 miliar dolar.
Baca Juga: Saling Jaga Lewat TikTok, Edukasi Keamanan Digital untuk Remaja dan Orang Tua
Apakah Ini Sudah Cukup?
Fitur baru TikTok memang merupakan langkah positif dalam meningkatkan pengawasan orang tua, tetapi masih jauh dari kata cukup. Masalah kecanduan digital dan paparan konten berisiko tidak bisa sepenuhnya diatasi hanya dengan fitur pengingat atau pemantauan aktivitas.
Selain itu, kelemahan sistem verifikasi usia juga menjadi tantangan. TikTok masih mengandalkan pengguna untuk memasukkan usia mereka sendiri, tanpa memerlukan persetujuan orang tua yang lebih ketat.
Hal ini memungkinkan anak-anak di bawah umur untuk mengakses platform tanpa pengawasan yang memadai.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
Meskipun fitur pengawasan dari TikTok bisa membantu, komunikasi terbuka antara orang tua dan anak tetap menjadi kunci utama dalam menjaga keseimbangan penggunaan media sosial. Orang tua perlu:
- Berdiskusi secara terbuka tentang dampak positif dan negatif media sosial.
- Mendorong anak untuk mengembangkan kebiasaan digital yang sehat, termasuk waktu penggunaan yang wajar.
- Menjadi contoh dalam penggunaan teknologi yang bertanggung jawab.
Pada akhirnya, tidak ada fitur aplikasi yang bisa menggantikan peran pengawasan dan edukasi dari orang tua.
TikTok mungkin bisa memberikan alat bantu, tetapi tanggung jawab utama tetap ada pada keluarga dalam memastikan anak-anak tetap aman dan sehat di era digital ini.
Baca Juga: Belajar Sains dan Teknologi Lebih Mudah dengan Feed STEM di TikTok
(*)