Istilah Slow Travel Muncul Jelang Lebaran 2025, Apa Pengertiannya?

Kinanti Nuke Mahardini - Jumat, 28 Maret 2025
Slow travel, istilah baru yang muncul jelang Lebaran 2025
Slow travel, istilah baru yang muncul jelang Lebaran 2025 iStock/VichienPetchmai

Masih dilansir dari sumber yang sama, slow travel berarti pelancong tidak terburu-buru dalam melakukan perjalanan. Mereka biasanya memiliki waktu ekstra untuk melakukan eksplorasi pada satu tempat. 

Slow travel terinspirasi dari slow food movement yang menginginkan pelancong membangun koneksi dengan destinasi wisatanya. Diharapkan, pelancong bisa terhubung dengan teman seperjalanan melalui cara yang lebih santai. 

Berdasarkan siaran pers yang PARAPUAN terima dari Traveloka, istilah slow travel ini meningkat jelang lebaran. Masih dari sumber yang sama, banyak keluarga mulai tertarik dengan gaya perjalanan ini. 

Biasanya, pelancong akan memperpanjang libur mereka dengan menginap 3 sampai 4 hari di hotel. Di saat itu, mereka melakukan eksplorasi kuliner hingga aktivitas berbasis alam. 

Ciri utama, dari slow travel ialah menekankan pengalaman mendalam di suatu tempat dengan mengurangi mobilitas. 

Selain itu, pelancong juga memilih opsi transportasi yang berkelanjutan, seperti kereta api atau bus. 

Bagi Kawan Puan yang merencanakan berlibur, Traveloka menghadirkan kampanye Traveloka Lebaran Liburan yang berlangsung dari 11 Maret hingga 6 April 2025.

Melalui kampanye tersebut, ada penawaran diskon hingga 50 persen dan kupon hingga Rp 1 juta yang bisa kamu nikmati. 

Baca Juga: Hari Raya Nyepi di Bali, Apa Saja Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Turis?

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Manfaat Spa untuk Anak dan Remaja: Edukasi Pentingnya Self Care Sejak Dini