Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Autisme dan Down Syndrome

Saras Bening Sumunar - Rabu, 2 April 2025
Perbedaan autisme dan down syndrome.
Perbedaan autisme dan down syndrome. staticnak1983

Parapuan.co - Setiap 2 April terdapat peringatan World Autism Awareness Day atau Hari Peduli Autisme Sedunia. Adanya peringatan Hari Peduli Autisme Sedunia ini bertujuan untuk mengakui dan menyebarkan hak-hak penyandang autisme.

Autismen merupakan gangguan perkembangan dan neurologis yang biasanya mulai tampak pada masa kanak-kanak, kemudian berlanjut hingga sepanjang hidupnya. Gangguan ini dapat memengaruhi berbagai aspek, mulai dari cara berinteraksi, berkomunikasi, hingga cara mereka belajar dengan orang lain.

Sebagai informasi, setiap anak menunjukkan gejala autisme yang cukup bervariasi. Misalnya, gangguan komunikasi seperti kesulitan berkomunikasi secara ekspresif dan repetitif atau gangguan emosional yang membuat mereka mudah marah dan tantrum.

Gejala autisme lainnya juga meliputi perilaku berulang, di mana penderitanya cenderung melakukan gerakan tertentu secara berulang seperti mengayun tangan atau memutar-mutarkan badan. Di sisi lain, masih banyak orang yang mengganggap bahwa autisme sama dengan down syndrome.

Padahal, kedua kelainan tersebut tidaklah sama dan memiliki perbedaan. Berikut PARAPUAN merangkum apa saja perbedaan autisme dan down syndrome selengkapnya!

Perbedaan Autisme dan Down Syndrome

Gangguan spektrum autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah kelainan neurologis dan gangguan perkembangan yang memengaruhi cara berkomunikasi, belajar, juga perilaku seseorang.

Sementara itu down syndrome sendiri adalah kondisi genetik, dimana seseorang dilahirkan dengan jumlah kromosom lebih banyak dari normal. Pada orang normal, terdapat 23 pasang kromosom sehingga totalnya adalah 46 kromosom dalam setiap sel di tubuhnya.

Sedangkan pada penderita down syndrome, ada salinan ekstra kromosom 21 sehingga totalnya menjadi 47 kromosom. Penderita down syndrome biasanya memiliki IQ sedikit lebih rendah dan lambat dalam berbicara.

Baca Juga: Maskapai Pertama dengan Layanan Ramah Autisme, Misi Inklusivitas untuk Semua

Merujuk dari laman resmi Ciputra Medical Center, autisme dan down syndrome bersifat kompleks dan akan berlangsung seumur hidup pada penderitanya. Walaupun autisme dan down syndrome memiliki beberapa karakteristik yang sama, sesungguhnya keduanya berbeda.

Down syndrome adalah kondisi kelebihan kromosom yang muncul sejak awal perkembangan janin. Sedangkan, autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang muncul pada anak usia dini.

Beberapa penderita down syndrome juga dapat menderita autisme dalam tahap perkembangannya. Dapat disimpulkan bahwa down syndrome tidak termasuk dalam autisme karena keduanya memiliki penyebab yang berbeda.

Perbedaan autisme dan down syndrome yang paling terlihat adalah penampilan fisiknya. Autisme tidak memengaruhi penampilan fisik penderita, sedangkan down syndrome dapat memunculkan ciri-ciri fisik yang sangat berbeda dari orang normal. Perbedaan lainnya adalah:

1. Penderita down syndrome memiliki kesulitan berkomunikasi, namun seringkali ramah dan senang bersosialisasi. Sedangkan, penderita autis mungkin lebih suka menyendiri dan tidak suka bersosialisasi.

2. Penderita down syndrome cenderung meniru dan bermain-main dengan orang lain atau teman sebayanya. Sedangkan, penderita autis cenderung mengabaikan orang lain atau teman sebayanya.

3. Penderita down syndrome cenderung mengembangkan bahasa lebih, seperti anak-anak neurotipikal. Sedangkan, penderita autis mengalami gangguan perkembangan bahasa dengan kemampuan komunikasi yang sedikit lebih lambat.

Bisa disimpulkan bahwa meski autisme dan down syndrome memiliki ciri yang hampir sama, namun keduanya tetap berbeda. Perbedaan autisme dan down syndrome yang paling menonjol adalah secara fisik, di mana penderita down syndrome memiliki keunikan fisik dibanding lainnya.

Selain itu, penyebab dari keduanya juga berbeda, maka dari itu intervensi dan dukungan klinis yang dilakukan juga akan berbeda.

Baca Juga: Tingkatkan Keterampilan Anak dengan Autisme, Ini Pusat Terapi Sensori Integrasi

(*)



REKOMENDASI HARI INI

3 Kiat Membuat CV Lowongan Kerja Lebih Valuable, Menarik Perhatian HRD