Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Memahami Autisme pada Anak Perempuan dan Kenapa Sulit Terdiagnosis

Saras Bening Sumunar - Rabu, 2 April 2025
Autisme pada anak perempuan.
Autisme pada anak perempuan. Freepik

Parapuan.co Autism Spectrum Disorder (ASD) atau austime adalah gangguan perkembangan otak dan saraf yang dapat memengaruhi perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial. Autisme sendiri merupakan kelainan kompleks yang mencakup berbagai aspek seperti bahasa, sosial, dan komunikasi verbal maupun non verbal.

Autisme bisa didiagnosus pada siapa pun namun, anak laki-laki memiliko risiko yang cukup besar dibandingkan anak perempuan. Di sisi lain, hal ini justru juga menyebabkan anak perempuan terlambat terdiagnosis autisme.

Psikolog Meagan Adley, PsyD menjelaskan beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab mengapa gejala autisme pada anak perempuan sering diabaikan. "Siapa pun dapat terkena autisme dan memengaruhi orang secara berbeda-beda," ujar Meagan dikutip dari laman Cleveland Clinic.

"Semakin banyak yang kita pelajari, semakin membuat kita tahu bahwa anak perempuan mungkin diabaikan (gejala autisme) atau malah salah diagnosis. Pada akhirnya situasi ini menyebabkan mereka kehilangan dukungan yang dibutuhkan," jelas Meagan. 

Memahami Autisme pada Anak Perempuan

Gejala autisme dapat muncul secara berbeda-beda pada setiap jenis kelamin. Gejalanya pun bisa bervariasi tergantung bagaimana cara mereka mengekspresikannya. Autisme pada anak perempuan cenderung menunjukkan gejala yang lebih halus.

Sebagai informasi, tidak ada tes pasti untuk mengetahui gangguan autisme pada anak perempuan. Biasanya, penyedia layanan kesehatan akan melakukan evaluasi dan pemeriksaan khusus dengan mempertimbangkan bagaimana cara mereka berinteraksi dengan orang lain.

Meagan Adley mengatakan bahwa ketika ahli mendiagnosis anak perempuan dengan masalah autisme, mereka mencari tanda-tanda atau gejala tertentu, misalnya:

- Kesulitan berkomunikasi.

Baca Juga: Maskapai Pertama dengan Layanan Ramah Autisme, Misi Inklusivitas untuk Semua

- Kesulitan menggunakan gerakan seperti menunjuk dan melambaikan tangan.

- Sangat mematuhi rutinitas dan bereaksi ekstrem terhadap perubahan kecil dalam rutinitas.

- Keengganan yang signifikan terhadap rangsangan sensorik, seperti suara keras, makanan atau tekstur makanan tertentu, atau jenis kain atau ukuran pakaian.

- Terlibat dalam perilaku berulang, seperti menumpuk mainan secara terus-menerus.

- Fiksasi atau minat obsesif terhadap hal-hal tertentu dengan mengabaikan hal lainnya.

Mengapa Anak Perempuan Autis Sulit Terdiagnosis?

Meskipun anak laki-laki dan perempuan dengan autisme mungkin memiliki gejala yang sama, gejala-gejala tersebut bisa ditunjukkan secara berbeda. Hal itu dapat memengaruhi diagnosis mereka.

Misalnya, anak laki-laki cenderung menunjukkan gejala stereotip yang terkait dengan autisme, seperti sering mengantre di gerbong kereta atau terpaku pada kereta api. Walaupun anak perempuan juga dapat menunjukkan perilaku repetitif dan fiksasi, hal itu mungkin tidak mudah dikenali.

Baca Juga: Tingkatkan Keterampilan Anak dengan Autisme, Ini Pusat Terapi Sensori Integrasi

Seorang gadis muda mungkin tampak sedang bermain dengan boneka. Namun, jika diperhatikan lebih dekat, ia mungkin sebenarnya berulang kali menata boneka dan aksesorisnya di rumah boneka.

Dalam kedua contoh di atas, anak tersebut menunjukkan gejala gangguan spektrum autisme. Namun yang membedakan, perilaku dan minat anak laki-laki mungkin mengundang tanda tanya bagi orang tua dan guru. Sedangkan, perilaku dan minat anak perempuan tidak diperhatikan dan malah menganggapnya wajar.

Perbedaan lainnya adalah terletak pada cara bersosialisasi. Anak perempuan dengan austimes cenderung terlibat dalam kamuflase sosial. Anak perempuan autis kemungkinan besar menyadari bahwa mereka mengalami kesulitan sosial, namun tetap bekerja keras mempelajari bagaimana cara berinteraksi dan menyesuaikan diri.

Misalnya, anak autis sering kali lebih suka bermain sendiri daripada terlibat dalam kegiatan kelompok. Namun, anak perempuan dengan autisme cenderung berusaha menutupi kekurangannya. Mereka akan tetap bermain secara mandiri tetapi tetap dengan kelompok.

Di sisi lain, anak laki-laki akan bermain sendiri sambil menjaga jarak dari kelompoknya. Hal itu membuat lebih jelas bahwa mereka mengisolasi diri dari anak-anak lain.

Dengan penjelasan di atas, orang tua maupun pengasuh merupakan pihak yang paling mengenal anak mereka. Oleh karena itu, selalu perhatikan anak perempuan dan jangan menyepelekan tanda-tanda autisme. Segeralah untuk mencari bantuan jika kamu memiliki kekhawatiran pada mereka.

Baca Juga: Ahli Jelaskan Dua Jenis Terapi Utama untuk Anak dengan Autisme

(*)

Sumber: Cleveland Clinic
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.



REKOMENDASI HARI INI

Gaya Hidup Titiek Puspa Sejak Usia 30-an yang Membuat Tampak Awet Muda