Baca Juga: Mengenal Gerakan 4B di Korea Selatan yang Viral di TikTok untuk Lawan Patriarki dan Misogini
Sebulan sebelumnya, Armando Hernandez, Jr. melakukan penembakan di Westgate Entertainment District, Arizona, setelah memuat tiga magazin peluru AR-15 dan memulai siaran langsung. "Ayo kita mulai, teman-teman," katanya.
Ia menembak tiga orang karena merasa frustrasi secara romantis. "Tuan Hernandez adalah seorang incel yang mengaku sendiri. Dia melampiaskan kemarahannya kepada masyarakat, merasa di-bully, dan merasa perempuan tidak menginginkannya," kata jaksa Edward Leiter.
Incel bukan sekadar fenomena internet, tapi bisa menjadi ancaman nyata yang mengarah pada kekerasan. Seiring meningkatnya kesadaran publik, banyak rencana serangan berhasil digagalkan.
Bahkan pada tahun 2020, pihak berwenang di Kanada mengklasifikasikan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang incel sebagai tindakan terorisme – pertanda bahwa dunia mulai serius menghadapi ideologi ini.
Melalui serial Adolescence, Netflix membuka mata banyak orang akan realitas kelam yang tersembunyi di balik layar forum online.
Masyarakat perlu waspada, bukan hanya terhadap individu yang memegang ideologi ini, tetapi juga terhadap sistem sosial yang membiarkan kebencian terhadap perempuan tumbuh tanpa batas.
Para orang tua juga harus waspada dan mendampingi anak-anak mereka dalam berinteraksi di ranah digital melalui media sosial, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan seperti dalam serial Adolescence dapat dihindari.
Mari kita jaga anak-anak dan diri kita dari forum dan paham tidak dikenal yang berpotensi membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Baca Juga: Dampak Buruk Terlalu Banyak Terpapar Media Sosial dan Dunia Digital
(*)