Parapuan.co - Kawan Puan pernah merasa menstruasimu jadi lebih sedikit atau berkurang dari biasanya? Jangan buru-buru panik, karena kenyataannya, perubahan jumlah darah menstruasi bisa disebabkan berbagai faktor yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Apa penyebabnya dan kapan kamu harus waspada jika darah menstruasi semakin sedikit/berkurang? Simak penjelasan seperti yang dirangkum dari Medical News Today di bawah ini!
Penyebab Darah Menstruasi Berkurang
- Perubahan Berat Badan
Kalau kamu mengalami penurunan berat badan drastis atau berat badanmu terlalu rendah, hal ini bisa memengaruhi hormon dalam tubuhmu. Akibatnya, ovulasi bisa terganggu dan menstruasi jadi sangat ringan, bahkan bisa berhenti sama sekali.
- Olahraga Berlebihan
Rajin olahraga memang bagus, tapi kalau dilakukan secara ekstrem—apalagi jika dibarengi dengan pola makan yang ketat—hal ini bisa membuat tubuhmu ‘menghemat energi’ dan menurunkan produksi hormon reproduksi, sehingga menstruasimu jadi sedikit.
- Stres Berkepanjangan
Stres berat bisa mengacaukan sistem hormon, termasuk hormon yang mengatur siklus menstruasi. Jadi kalau kamu sedang berada dalam tekanan mental yang tinggi, jangan heran kalau menstruasimu jadi tidak seperti biasanya.
- Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal
Pernah mulai memakai pil KB atau alat kontrasepsi lain seperti IUD hormonal atau suntik KB? Salah satu efek sampingnya adalah menstruasi menjadi berkurang. Ini karena hormon dalam alat kontrasepsi mencegah penebalan dinding rahim, sehingga darah yang keluar jadi lebih sedikit.
- Usia dan Perubahan Siklus Alami
Kalau kamu masih remaja atau sudah mendekati usia 40-an, wajar jika siklus menstruasimu tidak selalu sama setiap bulan. Periode awal menstruasi biasanya ringan, dan menjelang menopause, menstruasi juga cenderung menjadi lebih pendek dan jarang.
- Kehamilan dan Pendarahan Implantasi
Banyak orang keliru mengira pendarahan implantasi (yang terjadi saat sel telur menempel di rahim) sebagai menstruasi. Ini biasanya hanya berupa bercak ringan dan bisa menjadi tanda awal kehamilan. Kalau kamu telat haid dan mengalami spotting ringan, coba lakukan tes kehamilan.
Baca Juga: Menstruasi Selesai Lebih Cepat dari Biasanya, Apakah Berbahaya?
- Masalah Medis Tertentu
Kondisi seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan tiroid, dan perimenopause juga bisa membuat menstruasi jadi lebih ringan. Jika kamu mencurigai ada gangguan hormon, konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kapan Harus Waspada?
Meski menstruasi ringan sering kali bukan hal yang mengkhawatirkan, kamu sebaiknya ke dokter kalau:
- Siklusmu tiba-tiba berubah drastis.
- Haidmu sering terlewat tanpa alasan jelas.
- Ada gejala lain seperti nyeri panggul atau keputihan yang tidak biasa.
Menjaga pola hidup sehat, manajemen stres, dan memperhatikan sinyal tubuhmu itu penting banget. Jangan ragu untuk mencatat siklus menstruasimu setiap bulan agar lebih mudah mengenali jika ada perubahan dengan cara:
1. Mulailah dengan mencatat hari pertama keluarnya darah haid setiap bulan. Ini disebut sebagai hari pertama siklus menstruasi.
2. Catat berapa hari kamu mengalami perdarahan. Tandai tiap harinya di kalender, buku harian, atau aplikasi pelacak haid.
3. Catat apakah darah yang keluar sedikit, sedang, atau banyak. Kalau kamu mengalami gejala seperti kram, nyeri punggung, sakit kepala, atau perubahan suasana hati, tuliskan juga.
4. Jika kamu sedang stres, mengganti alat kontrasepsi, atau mengalami kejadian penting lainnya, tulis juga. Ini bisa memengaruhi siklusmu.
5. Kamu bisa pakai aplikasi pelacak haid di smartphone agar lebih praktis dan otomatis menghitung pola bulanan.
6. Setelah 2–3 bulan, kamu akan mulai melihat pola—apakah siklusmu teratur atau ada perubahan. Jika kamu menemukan keanehan, data ini bisa sangat membantu saat berkonsultasi ke dokter.
Dengan konsisten mencatat, kamu bisa lebih mengenali tubuh sendiri dan menjaga kesehatan reproduksi secara menyeluruh.
Baca Juga: Menarche Dini: Mengapa Anak Perempuan Sekarang Menstruasi Lebih Cepat?
(*)