5. Mencari bantuan profesional
Jika terdapat indikasi kekerasan atau perilaku mencurigakan, segera konsultasikan dengan profesional, seperti psikolog atau pekerja sosial, untuk mendapatkan panduan dan intervensi yang tepat.
6. Membangun jaringan dukungan
Terlibatlah dalam komunitas atau kelompok dukungan bagi orang tua tunggal atau ibu yang menghadapi situasi serupa. Berbagi pengalaman dan mendapatkan saran dari orang lain dapat membantu dalam mengambil keputusan yang tepat.
7. Meningkatkan kemandirian finansial
Ketika perempuan memiliki kontrol atas penghasilan mereka, mereka lebih mampu membuat keputusan yang berpihak pada keselamatan dan masa depan anak-anak.
8. Mengenali tanda-tanda kekerasan
Pahami dan kenali tanda-tanda fisik maupun emosional dari kekerasan pada anak, sehingga intervensi dapat dilakukan sedini mungkin.
Baca Juga: Kekerasan pada Anak dalam Keluarga Cerminkan Minimnya Ruang Aman untuk Mereka
9. Membuat batasan yang jelas
Tetapkan batasan yang jelas dalam hubungan baru mengenai peran dan keterlibatan pasangan terhadap anak-anak.
10. Mengutamakan kesejahteraan anak: Selalu prioritaskan kebutuhan dan kesejahteraan anak di atas kepentingan pribadi dalam menjalin hubungan baru.
Tragedi dua balita ini menjadi pengingat keras bagi kita semua, setiap perempuan dan ibu. Jangan ragu untuk bertanya, untuk mencari bantuan, untuk mengambil langkah pergi jika perlu. Karena setiap anak berhak tumbuh di lingkungan yang penuh kasih, dan setiap perempuan berhak hidup tanpa rasa takut.
Baca Juga: 11 Dampak Jangka Panjang Kekerasan Anak di Bawah Umur yang Perlu Diwaspadai
(*)
Celine Night