Parapuan.co - Ketika berbicara tentang kesehatan tubuh manusia, sistem peredaran darah memainkan peran sangat vital dalam menjaga kehidupan tetap berlangsung secara optimal. Dalam tubuh manusia, darah mengalir melalui ribuan pembuluh darah yang saling terhubung, mengantarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan juga organ.
Lalu, apa jadinya jika pembuluh darah yang selama ini bekerja tanpa henti tiba-tiba pecah dan apakah efeknya sama untuk setiap lokasi di tubuh? Jawabannya adalah tidak. Pecahnya pembuluh darah bisa memiliki dampak yang sangat berbeda tergantung dari lokasi terjadinya, dan dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa berujung fatal.
Fenomena pecah pembuluh darah terjadi ketika dinding pembuluh darah melemah atau mengalami tekanan berlebih hingga tidak mampu lagi menahan aliran darah di dalamnya. Banyak orang mengira pecahnya pembuluh darah hanya terjadi di otak, padahal kondisi ini bisa muncul di berbagai bagian tubuh.
Untuk itu, penting bagi kamu memahami lokasi-lokasi umum terjadinya pecah pembuluh darah beserta konsekuensi medis yang menyertainya. Mengutip dari laman Kompas.com, berikut bahaya pecah pembuluh darah berdasarkan lokasinya.
1. Kulit
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling mudah menunjukkan gejala dari pecahnya pembuluh darah karena lokasinya yang berada di permukaan, di mana kondisi ini umumnya dipicu oleh adanya trauma fisik seperti benturan dengan benda tumpul atau insiden jatuh.
Saat ada trauma fisik, pembuluh darah di bawah permukaan kulit mungkin mengalami kerusakan yang kemudian menimbulkan memar. Memar ini biasanya akan menghilang secara perlahan dalam hitungan hari tanpa perlu penanganan medis khusus.
Pada situasi tertentu, pendarahan yang terjadi pada kulit juga bisa menjadi indikasi adanya gangguan medis lebih serius dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Kerongkongan
Baca Juga: Dialami Titiek Puspa, Kenali Faktor Risiko Pecah Pembuluh Darah pada Perempuan Usia Lanjut
Ketika pembuluh darah yang berada di area kerongkongan mengalami pecah, penyebab yang paling umum adalah varises esofagus. Kondisi ini dipicu oleh peningkatan tekanan darah lantaran adanya jaringan parut di hati akibat sirosis hati, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah dalam pembuluh darah hati.
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan darah mengalir ke pembuluh darah berukuran kecil yang tidak dirancang untuk membawa darah dalam jumlah besar. Akibatnya, pembuluh darah kecil akan membengkak dan lebih rentan pecah.
3. Mata
Pecahnya pembuluh darah di area mata mungkin tampak mengkhawatirkan bagi sebagian orang, terutama karena munculnya warna merah terang di bagian putih mata yang sering kali baru disadari ketika kamu bercermin.
Namun, kondisi ini secara umum bersifat ringan dan tidak membahayakan kesehatan mata secara permanen. Keadaan ini disebut sebagai pendarahan subkonjungtiva, terjadi ketika pembuluh darah kecil di bawah permukaan mata mengalami tekanan atau trauma.
Pendarahan di area mata ini bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti menggosok mata terlalu keras, mengejan, muntah hebat, hingga bersin atau batuk dengan kekuatan yang besar.
4. Otak
Pecahnya pembuluh darah di otak bisa menyebabkan stroke yang merupakan keadaan darurat dan mengancam jiwa. Hal ini terjadi ketika pembuluh darah yang melemah pecah dan berdarah ke dalam otak.
Ketika terjadi, area tertentu pada otak tak mendapat suplai oksigen dan nutrisi sehingga terjadi kematian sel-sel otak. Pembuluh darah pecah di otak dapat terjadi akibat beberapa faktor, seperti tekanan darah tinggi yang tidak terkendali, aterosklerosis, aneurisma otak, dan trauma otak.
5. Jantung
Sama halnya seperti pada otak, pembuluh darah yang pecah di jantung merupakan situasi yang sangat serius karena bisa berujung pada kondisi fatal seperti gagal jantung. Penyebab pecahnya pembuluh darah jantung meliputi berbagai hal seperti aneurisma koroner, diseksi arteri, atau vaskulitis, yaitu peradangan pada pembuluh darah.
Gejala yang ditimbulkan oleh kondisi ini juga cukup kompleks antara lain rasa lelah berlebihan, nyeri dada yang terasa seperti tertimpa beban berat, sesak napas, jantung berdebar-debar, serta ketidaknyamanan intens di dada yang bisa muncul secara tiba-tiba dan membutuhkan penanganan segera.
Baca Juga: Dialami Meriam Bellina, Seperti Apa Gejala Serangan Jantung pada Perempuan?
(*)