Dalam komunitas tersebut, sosok seperti Andrew Tate (mantan petinju yang seorang misoginis) dianggap panutan, dan pengaruh mereka merayap masuk melalui algoritma media sosial.
"Dia di kamarnya, kami pikir dia aman," ucap ayah Jamie dalam satu adegan yang mengiris hati. Kalimat ini menjadi refleksi mendalam bahwa pengawasan orang tua tradisional tidak lagi cukup dalam era digital.
Anak-anak bisa saja secara fisik di rumah, namun mental dan pikirannya sedang dijajah oleh dunia yang tidak dimengerti generasi sebelumnya.
Menyoroti Ketidakadilan Sistem Hukum
Tak hanya soal krisis maskulinitas, Adolescence juga mengajak penonton untuk merenungkan sistem peradilan pidana Inggris yang dianggap terlalu keras terhadap anak-anak. Jamie menjalani pengalaman penangkapan yang sangat merendahkan, termasuk menjalani penggeledahan telanjang oleh dua petugas.
"Penangkapan Jamie adalah pengalaman yang sangat mempermalukan dan menakutkan," tulis Megan Smith-Dobric, kandidat Ph.D. bidang hukum di University of Oxford. Serial ini menyoroti bagaimana sistem hukum belum mampu membedakan antara anak yang tersesat dan pelaku kriminal dewasa.
Membuka Dialog Penting di Sekolah dan Rumah
Penulis naskah Adolescence, Jack Thorne, menyatakan bahwa serial ini dibuat bukan sekadar untuk hiburan, melainkan sebagai pemicu percakapan. "Kami membuat pertunjukan ini untuk memprovokasi diskusi," katanya.
"Kami ingin mengajukan pertanyaan — bagaimana kita bisa membantu menghentikan krisis yang terus tumbuh ini. Jadi, ketika kami punya kesempatan untuk membawa ini ke sekolah-sekolah, itu melampaui harapan kami," imbuhnya.
Baca Juga: Berkaca dari Adolescence, Mengapa Toxic Masculinity Mengancam Kehidupan Sosial Remaja?
Bahkan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, memberikan dukungan dengan mendorong agar serial ini dapat disiarkan gratis di sekolah-sekolah menengah di seluruh negeri.
Harapannya, Adolescence bisa menjadi bahan diskusi tidak hanya antara guru dan siswa, tapi juga di antara para siswa sendiri.
Mengapa Guru dan Orang Tua Harus Menonton?
Karena Adolescence adalah cermin dari dunia yang sedang (dan sudah) kita masuki—dunia di mana anak-anak bisa saja terlihat tenang, namun sedang dijejali ideologi berbahaya secara diam-diam.
Serial ini memberi gambaran kuat bahwa pencegahan harus dimulai dari rumah dan sekolah, melalui empati, dialog terbuka, dan literasi digital yang lebih mendalam.
Adolescence bukan hanya tontonan. Serial ini adalah peringatan, sekaligus ajakan untuk bertindak sebelum terlambat. Karena dalam dunia yang serba terhubung, diam bisa jadi lebih berbahaya daripada salah bicara.
Kawan Puan sudah menyaksikan serial Netflix Adolescense? Bagaimana kesanmu saat menonton dan apa yang kamu lakukan sebagai orang tua dan guru untuk mangantipasi agar hal serupa tidak dialami anak-anak remaja di sekitarmu?
(*)