Teknik Menentukan Jenis Kelamin Bayi Saat Program Hamil, Sudah Tahu?

Arintha Widya - Sabtu, 12 April 2025
Menentukan jenis kelamin bayi saat menjalani program kehamilan.
Menentukan jenis kelamin bayi saat menjalani program kehamilan. Freepik

Parapuan.co - Bagi sebagian pasangan, memiliki bayi dengan jenis kelamin tertentu bisa menjadi harapan tersendiri. Entah karena sudah memiliki anak dengan jenis kelamin yang sama sebelumnya, atau sekadar ingin "melengkapi" keluarga.

Meskipun prioritas utama tentu saja adalah memiliki bayi yang sehat, keinginan untuk menentukan jenis kelamin bayi saat program hamil bukanlah hal yang asing. Jika pasangan sudah punya anak laki-laki, wajar jika ingin memiliki anak perempuan juga, begitu sebaliknya.

Oleh karenanya, Kawan Puan yang ingin mempunyai anak dengan jenis kelamin tertentu bisa mencoba metode untuk menentukan gender bayi, mulai dari yang berbasis teknologi tinggi hingga yang bersifat alami dan tradisional. Yuk, simak tekniknya seperti merangkum What to Expect di bawah ini!

1. Preimplantation Genetic Diagnosis (PGD)

Metode ini merupakan bagian dari prosedur in-vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung. Dalam PGD, satu sel diambil dari embrio yang telah dibuahi di laboratorium untuk diperiksa jenis kelaminnya. Hanya embrio dengan jenis kelamin yang diinginkan yang akan ditanamkan ke rahim ibu.

PGD awalnya dikembangkan untuk mendeteksi kelainan genetik yang berkaitan dengan jenis kelamin, seperti Duchenne muscular dystrophy yang umumnya terjadi pada bayi laki-laki. Meski akurat, penggunaan PGD untuk memilih jenis kelamin tanpa alasan medis masih menjadi perdebatan dan tergolong mahal.

Beberapa klinik fertilitas menerapkan prosedur ini untuk keperluan family balancing, terutama jika pasangan sudah memiliki beberapa anak dengan jenis kelamin yang sama.

2. Sperm Sorting (Pemisahan Sperma)

Dikenal juga dengan metode MicroSort, teknik ini dilakukan dengan memisahkan sperma pembawa kromosom X (perempuan) dan Y (laki-laki) menggunakan teknologi flow cytometry. Sperma X mengandung sedikit lebih banyak DNA dan akan tampak lebih terang saat diberi pewarna fluoresen.

Baca Juga: Pernah Dialami Patricia Gouw, Apa Itu Blighted Ovum atau Kehamilan Kosong?

Sperma dengan jenis kelamin yang diinginkan kemudian bisa digunakan untuk proses inseminasi intrauterin (IUI) atau pembuahan in-vitro. Meski tidak seakurat PGD, metode ini menawarkan peluang lebih besar dibandingkan membiarkan alam menentukan sepenuhnya.

3. Metode Shettles

Dikembangkan oleh Dr. Landrum Shettles, metode ini berteori bahwa sperma X (perempuan) lebih lambat namun tahan lama, sedangkan sperma Y (laki-laki) lebih cepat tapi berumur pendek.

Berdasarkan teori ini:

  • Untuk bayi perempuan: berhubungan 2–3 hari sebelum ovulasi.
  • Untuk bayi laki-laki: berhubungan tepat saat ovulasi atau sangat dekat waktunya.

Walau belum terbukti secara medis, banyak pasangan mencobanya karena mudah diterapkan dan tanpa biaya.

4. Metode Whelan

Alternatif dari metode Shettles, teori Whelan menyebutkan bahwa perubahan biokimia tubuh wanita mempengaruhi kemungkinan keberhasilan sperma X atau Y.

  • Ingin bayi laki-laki: berhubungan 4–6 hari sebelum ovulasi.
  • Ingin bayi perempuan: berhubungan 2–3 hari sebelum ovulasi atau saat ovulasi.

Metode ini banyak diragukan karena secara biologis, sperma jarang bertahan lebih dari tiga hari dalam tubuh wanita. Meski begitu, pasangan tetap bisa mencobanya sebagai bentuk usaha ringan tanpa risiko.

Baca Juga: Wow, Frekuensi Hubungan Intim Tinggi Mempercepat Kehamilan? Ini Faktanya!

5. Faktor Lain yang Dianggap Mempengaruhi

Walau belum ada bukti kuat, beberapa orang percaya hal-hal berikut bisa berpengaruh:

- Pola makan: Makanan tinggi kalsium dan rendah sodium dipercaya mendukung kelahiran bayi perempuan, sedangkan makanan tinggi kalium seperti pisang dan daging merah diyakini mendukung bayi laki-laki.

- Posisi berhubungan: Teori menyebut posisi misionaris lebih memungkinkan mendapat anak perempuan, sedangkan posisi yang lebih dalam dikaitkan dengan anak laki-laki.

- Orgasme: Ada yang percaya bahwa siapa yang orgasme terlebih dahulu bisa memengaruhi jenis kelamin bayi.

Meski menyenangkan untuk dicoba, metode-metode ini tidak bisa dijadikan patokan utama.

Yang terpenting, Kawan Puan yang sedang promil harus menjaga kesehatan dan pola makan, dan jangan lupa berdoa.

Semoga di kehamilan berikutnya, doa Kawan Puan mendapatkan anak dengan jenis kelamin yang berbeda dari yang sudah ada dikabulkan!

Baca Juga: Cocok Digunakan untuk Program Hamil, Apa Itu Fertility Tracker Kit?

(*)

Sumber: What to Expect
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Teknik Menentukan Jenis Kelamin Bayi Saat Program Hamil, Sudah Tahu?