Bagaimana dengan sperma pasangan, apakah ini juga memengaruhi program IVF?
Dokter Gita memaparkan bahwa ada faktor lain yang memengaruhi kesuksesan bayi tabung yakni sperma pasangan dan penyakit bawaan. "Sperma ada yang normal, ada yang kurang, ada yang bahkan nol. Kalau nol berarti kita harus ambil langsung dari testisnya, dan itu kadang kualitas spermanya tidak terlalu baik," jelas dr. Gita.
Oleh karenanya, sebelum melakukan program bayi tabung, dokter Gita menyarankan agar pasangan melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara menyeluruh, baik dari pihak laki-laki maupun perempuan.
"Idealnya, tentu saja kalau ingin punya anak bersama, ya dua-duanya harus datang (periksa)," tegas dokter Gita.
"Pemeriksaan sperma pada laki-laki relatif mudah dilakukan, tapi perempuan juga perlu evaluasi lebih lanjut," pungkasnya.
Kawan Puan, itu tadi penjelasan dokter terkait kesuksesan program bayi tabung mulai dari usia ideal, faktor yang memengaruhi, hingga pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi.
Sebagai informasi, tabung adalah proses pembuahan sel telur oleh sperma di luar tubuh, di dalam laboratorium. Setelah sel telur dibuahi, embrio yang terbentuk akan ditransfer ke rahim perempuan untuk berkembang.
Proses ini membantu pasangan yang mengalami kesulitan hamil secara alami. Bayi tabung juga sering kali membutuhkan waktu yang panjang. Adapun tahap-tahap proses bayi tabung:
Stimulasi ovarium: Hormon diberikan untuk meningkatkan produksi sel telur.
Pengambilan sel telur: Sel telur diambil dari indung telur.
Pembuahan: Sel telur dan sperma digabungkan di laboratorium.
Pemindahan embrio: Embrio yang terbentuk dipindahkan ke rahim.
Baca Juga: Teknik Menentukan Jenis Kelamin Bayi Saat Program Hamil, Sudah Tahu?
(*)