Parapuan.co - Kawan Puan, program bayi tabung atau in vitro fertiliization (IVF) menjadi salah satu pilihan bagi pasangan yang ingin memiliki keturunan. Program bayi tabung ini cukup populer dan banyak dilakukan berbagai kalangan tak terkecuali para public figure.
Misalnya saja penyanyi dangdut Inul Daratista yang akhirnya memiliki momongan lewat program bayi tabung. Selain Inul, ada pula public figure lain yang juga mengikuti program bayi tabung seperti Zaskia Sungkar dan Tya Ariestya.
Namin sebenarnya, berapa usia ideal perempuan mengikuti program satu ini? Terkait hal tersebut, dr. Gita Pratama, Sp.OG, Subsp. F.E.R, M.Rep.Sc mengatakan bahwa usia perempuan memiliki pengaruh besar dalam keberhasilan prosedur bayi tabung.
Menurut dokter Gita, keberhasilan bayi tabung terbesar adalah di bawah 35 tahun. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika Kawan Puan mengikuti program ini ketika berusia di bawah 35 tahun.
"Keberhasilan bayi tabung itu terbesar adalah di bawah usia 35 tahun. Jadi kalau memang bisa sebelum usia 35 tahun, akan jauh lebih baik dibandingkan setelah usia 35 tahun atau bahkan di atas 40 tahun," ujar dokter Gita dikutip dari Kompas.com.
Lantas, mengapa usia memiliki pengaruh besar dalam keberhasilan bayi tabung?
Lebih dalam, dokter Gita menekankan bahwa semakin muda usia perempuan, akan semakin besar kemungkinan keberhasilan proses bayi tabung. Sebabnya, kualitas dan jumlah sel telur yang dimiliki masih normal.
Meski demikian, perempuan berusia di atas 35 tahun tetap memiliki kemungkinan untuk menjalani program bayi tabung, selama masih memiliki cadangan sel telur dan mengalami menstruasi secara teratur. Hanya saja, tingkat keberhasilannya cenderung lebih rendah.
Beberapa kondisi medis seperti endometriosis, adenomiosis, dan polycystic ovarian syndrome (PCOS) juga bisa memengaruhi kualitas sel telur serta dinding rahim, sehingga menurunkan peluang keberhasilan program.
Baca Juga: Kenali Usia Kehamilan Terbaik untuk Kehamilan yang Aman dan Sehat
Bagaimana dengan sperma pasangan, apakah ini juga memengaruhi program IVF?
Dokter Gita memaparkan bahwa ada faktor lain yang memengaruhi kesuksesan bayi tabung yakni sperma pasangan dan penyakit bawaan. "Sperma ada yang normal, ada yang kurang, ada yang bahkan nol. Kalau nol berarti kita harus ambil langsung dari testisnya, dan itu kadang kualitas spermanya tidak terlalu baik," jelas dr. Gita.
Oleh karenanya, sebelum melakukan program bayi tabung, dokter Gita menyarankan agar pasangan melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara menyeluruh, baik dari pihak laki-laki maupun perempuan.
"Idealnya, tentu saja kalau ingin punya anak bersama, ya dua-duanya harus datang (periksa)," tegas dokter Gita.
"Pemeriksaan sperma pada laki-laki relatif mudah dilakukan, tapi perempuan juga perlu evaluasi lebih lanjut," pungkasnya.
Kawan Puan, itu tadi penjelasan dokter terkait kesuksesan program bayi tabung mulai dari usia ideal, faktor yang memengaruhi, hingga pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi.
Sebagai informasi, tabung adalah proses pembuahan sel telur oleh sperma di luar tubuh, di dalam laboratorium. Setelah sel telur dibuahi, embrio yang terbentuk akan ditransfer ke rahim perempuan untuk berkembang.
Proses ini membantu pasangan yang mengalami kesulitan hamil secara alami. Bayi tabung juga sering kali membutuhkan waktu yang panjang. Adapun tahap-tahap proses bayi tabung:
Stimulasi ovarium: Hormon diberikan untuk meningkatkan produksi sel telur.
Pengambilan sel telur: Sel telur diambil dari indung telur.
Pembuahan: Sel telur dan sperma digabungkan di laboratorium.
Pemindahan embrio: Embrio yang terbentuk dipindahkan ke rahim.
Baca Juga: Teknik Menentukan Jenis Kelamin Bayi Saat Program Hamil, Sudah Tahu?
(*)