Perempuan di Balik Layar Animasi: Kisah Inspiratif dari Produksi Film JUMBO

Tim Parapuan - Selasa, 15 April 2025
Produser perempuan dibalik film Jumbo
Produser perempuan dibalik film Jumbo Dok.UMN

Parapuan.co - Di tengah geliat industri kreatif Indonesia yang semakin berkembang, hadir sebuah film animasi berjudul JUMBO. Bukan hanya memikat jutaan penonton, film ini juga menghadirkan semangat kolaborasi dan cinta dalam proses pembuatannya.

Di balik kesuksesan film ini, terdapat kisah seorang perempuan, Novia Puspa Sari, yang menempuh perjalanan panjang sebagai produser dan menjadi inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia.

Novia adalah alumni program Film dan Animasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Perjalanan kariernya tidak dibangun dalam semalam. Dibutuhkan tekad, semangat belajar, dan keberanian untuk terlibat dalam proyek besar seperti JUMBO.

Film ini sendiri merupakan karya kolaboratif dari lebih dari 420 kreator Indonesia dan membutuhkan waktu lima tahun untuk diselesaikan. Ini merupakan sebuah bukti bahwa karya besar lahir dari proses panjang dan penuh dedikasi.

Perempuan sering kali harus membuktikan dua kali lipat untuk mendapatkan tempat dalam industri kreatif yang masih didominasi laki-laki. Namun, Novia membalikkan narasi itu. Dengan visi dan manajemen tajam, ia menunjukkan bahwa kepemimpinan perempuan bisa menjadi penggerak utama dalam menciptakan karya monumental yang menyentuh jutaan hati.

Dalam sharing session di UMN pada Senin (14/04/20205), Novia mengungkap bahwa inspirasi utama film ini berasal dari kebutuhan akan konten berkualitas untuk anak-anak. Berdasarkan riset UNICEF, terdapat 85 juta anak di bawah umur 18 tahun di Indonesia, namun konten yang layak untuk mereka masih sangat terbatas.

Dari situlah, Visinema Studio, tempat Novia berkarya melihat peluang sekaligus tanggung jawab untuk memberikan sesuatu yang berharga bagi generasi muda. Namun Jumbo bukan sekadar film anak-anak.

"Teman-teman di Visenema Studio sering bilang bahwa Jumbo bukan cuman film untuk anak-anak, tetapi juga film untuk semua umur, termasuk anak kecil dalam diri kita,” kata Novia.

Film Jumbo sendiri menceritakan Don, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang menyukai cerita dongeng buatan ayah dan ibunya. Suatu hari, dia menemukan kejutan yang menuntunnya ke sebuah misteri dan petualangan, membuatnya mengenal arti janji dan persahabatan.

Baca Juga: Tidak Ada dari Asia, Ini Negara Terbaik untuk Berkarier bagi Perempuan

Film ini mengangkat nilai-nilai persahabatan, keluarga, keberanian, dan kasih sayang, beberapa nilai yang sangat dekat dengan pengalaman hidup perempuan, terutama dalam perannya sebagai ibu, sahabat, juga pengasuh.

Menariknya, proses pembuatan JUMBO dimulai pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020. Kala dunia penuh ketidakpastian, para kreator animasi ini justru menyatukan kekuatan untuk menciptakan sesuatu yang indah.

Novia juga menegaskan bahwa cinta adalah bahan bakar utama di balik film ini, yaitu cinta pada karakter, pada proses kreatif, dan pada audiens yang akan menontonnya.

Keterlibatan perempuan dalam industri animasi tidak hanya berhenti pada produksi. Dalam proses voice directing yang dijelaskan oleh Chrisnawan, selaku Voice Director. Meskipun dalam animasi, terdapat pula sensitivitas yang tinggi terhadap emosi, pemilihan suara, dan bagaimana sebuah dialog bisa menggambarkan jiwa karakter.

Bintang Rizky Utama, selaku Animation Supervisor, menekankan pentingnya acting in animation, yaitu kemampuan untuk menghadirkan emosi manusia melalui gerak dan suara animasi. Ini bukan tugas mudah, karena animator harus peka terhadap nuansa emosi, dari rasa marah, takut, hingga haru.

Tak dimungkiri, proyek seperti Jumbo memberikan ruang besar bagi perempuan untuk berkarya. Dari pengisi suara, penulis cerita, desainer karakter, hingga banyak peran kreatif yang dapat diisi oleh perempuan dengan berbagai latar belakang dan keahlian.

Film ini juga menjadi bukti bahwa perempuan bisa menjadi pemimpin sekaligus kolaborator. Novia tidak bekerja sendirian, melainkan mengorkestrasi ratusan kreator dengan pendekatan yang hangat namun profesional.

Ini adalah contoh nyata bahwa kepemimpinan tidak harus kaku atau maskulin. Kepemimpinan yang penuh empati dan komunikasi terbuka justru bisa membawa hasil luar biasa.

Untuk para perempuan muda yang sedang merintis karier di industri kreatif, baik di dunia film, animasi, desain, maupun musik, kisah Novia adalah panggilan. Panggilan untuk berani mencoba, terus belajar, dan percaya bahwa kita punya tempat di dunia yang kita cintai.

Dan bagi para ibu, kakak, atau perempuan dewasa lainnya, JUMBO bukan hanya film untuk anak-anak. Namun, bisa menjadi media untuk terhubung kembali dengan masa kecil kita, menyadari bahwa setiap orang butuh ruang untuk bermimpi dan bermain, tidak peduli seberapa tua usia kita.

Saat ini Jumbo akan tayang di 17 negara dan sudah ditonton lebih dari tiga juta orang, kita patut bangga bahwa perempuan Indonesia punya peran besar dalam pencapaiannya. Ini bukan akhir dari cerita, melainkan awal dari lebih banyak kisah sukses perempuan di industri animasi dan film nasional.

Perempuan bisa jadi produser, sutradara, animator, atau apapun yang ia cita-citakan. Dunia kreatif adalah panggung besar, dan sudah saatnya perempuan tampil di tengah, bukan sekadar di balik layar.

Baca Juga: 5 Tanda Red Flag pada Rekan Kerja yang Harus Kamu Waspadai Sejak Awal

(*)

Celine Night