Angka yang Mengesankan dari Swedia
Di Swedia, 43,7 persen perempuan menduduki posisi manajerial—yang tertinggi di antara negara-negara yang dianalisis. Selain itu, 37,7 persen perempuan juga tercatat berada di jajaran dewan direksi.
Lebih lanjut, 46,7 persen kursi di pemerintahan diisi oleh perempuan. Ini kontras dengan Amerika Serikat yang hanya mencatatkan 28,7 persen dan berada di bawah rata-rata OECD.
Menurut The Economist, kesenjangan upah di Swedia juga tergolong rendah. Pada 2024, perempuan hanya memperoleh 7,3 persen lebih sedikit dibandingkan pria, jauh di bawah rata-rata OECD sebesar 11,4 persen. Tingkat partisipasi kerja perempuan juga mencetak angka tinggi, yakni lebih dari 82 persen.
"Fakta bahwa (hampir) 44 persen jabatan manajerial di perusahaan dipegang oleh perempuan menunjukkan alasan mengapa kesenjangan gender lebih kecil karena jabatan tersebut cenderung dibayar lebih baik," tutur Lizzy Peet, peneliti data di The Economist.
Islandia Masih Unggul di Banyak Aspek
Meski tergeser, Islandia tetap menunjukkan performa luar biasa. Negara ini dikenal sebagai salah satu negara paling feminis di dunia, dengan sejarah sebagai negara pertama yang memiliki presiden perempuan dan memiliki kesenjangan gender terendah secara keseluruhan.
Namun, penurunan persentase perempuan dalam posisi manajerial dari 39,6 persen menjadi 36,8 persen menjadi salah satu faktor yang menjatuhkan posisinya dalam pemeringkatan.
"Fakta bahwa Islandia turun beberapa poin persentase akan merusak posisinya dalam pemeringkatan, tetapi secara keseluruhan, Islandia melakukannya dengan sangat baik berdasarkan banyak indikasi, terutama dibandingkan dengan AS," papar Peet.