Tansley Stearns, Presiden Community Financial Credit Union, menceritakan pengalaman putrinya yang berusia 14 tahun. Ia telah mengambil sertifikasi babysitting dan CPR, lalu mulai menawarkan jasa pengasuhan anak di lingkungan sekitar.
"Lewat kegiatan itu, dia belajar tentang pilihan, pengorbanan, dan bagaimana menyeimbangkan waktu untuk bekerja dengan waktu bersama teman atau istirahat. Ini keterampilan seumur hidup dan sangat penting untuk literasi finansial sejati," ujarnya.
Jennifer Seitz juga menambahkan bahwa ketika putranya bekerja sebagai wasit sepak bola di usia 13 tahun, ia mulai menghargai nilai uang secara lebih nyata. "Harga barang kini ia kaitkan dengan waktu kerja. Ia akan bertanya, ‘Apakah ini sepadan dengan satu jam kerja saya?’" katanya.
Sementara itu, Vanessa Martinez, CEO Expressive Wealth, percaya bahwa pekerjaan musim panas sangat penting untuk membangun rasa percaya diri dan kemandirian remaja.
"Penting bagi remaja untuk belajar sendiri. Mulai dari proses wawancara, membuka rekening bank, hingga mengatur setoran langsung. Orang tua bisa mendampingi, tapi biarkan mereka memimpin. Intinya, mereka yang pegang kendali," tegasnya.
Kapan Literasi Finansial Harus Dimulai?
Kebiasaan mengelola uang ternyata bisa mulai terbentuk sejak usia lima tahun. Survei terhadap 2.000 orang tua di Amerika menunjukkan bahwa 82 persen percaya tanggung jawab finansial dimulai dari rumah.
Sebastian Cowie, seorang ayah dari lima anak, mengaku mulai membicarakan keuangan dengan anak-anaknya sejak usia 9–10 tahun. “Awalnya soal menabung dan belanja, tapi sekarang sudah sampai brainstorming usaha sampingan,” kenangnya.
Ia mendorong anak-anak untuk bekerja paruh waktu, namun tetap mengenalkan pola pikir kewirausahaan dan pendapatan pasif. "Pekerjaan musim panas bagus untuk mengajarkan manajemen waktu dan kerja tim, tapi saya juga ingin mereka paham bahwa pendapatan tak selalu harus terikat pada waktu kerja," imbuh Sebastian Cowie.