4. Menjadi Aktivis Digital
Media sosial bisa menjadi alat perjuangan. Perempuan dapat menggunakannya untuk menyuarakan isu-isu seperti kesetaraan gender, lingkungan, hingga kekerasan berbasis gender. Gerakan sosial berbasis digital terbukti efektif dan bisa menjangkau lebih banyak orang dalam waktu singkat.
Tantangan Perempuan di Dunia Digital
Meski banyak peluang, perempuan masih menghadapi sejumlah tantangan di ruang digital, antara lain:
- Digital Gender Gap: Kurangnya akses dan literasi digital di kalangan perempuan, terutama di daerah terpencil.
- Cyberbullying dan Kekerasan Digital: Perempuan lebih rentan menjadi korban kekerasan di media sosial.
- Kurangnya Representasi: Jumlah perempuan di industri teknologi masih jauh lebih sedikit dibandingkan laki-laki.
Cara Menjadi Kartini Digital
Perempuan bisa menembus batasan dan menghadapi tantangan tersebut dengan cara:
- Meningkatkan Literasi Digital: Ikut pelatihan online, belajar coding, dan memahami keamanan digital agar lebih tangguh di dunia maya.
- Berkarya Melalui Internet: Manfaatkan internet untuk menyebarkan ide, membuka usaha, atau mengedukasi masyarakat.
- Bangun Jaringan dan Dukungan: Bergabung dengan komunitas perempuan digital agar saling mendukung dan bertumbuh bersama.
- Berani Bicara dan Berekspresi: Jangan takut untuk menyuarakan opini atau menunjukkan karya di ruang publik.
Demikian tadi hal-hal yang bisa perempuan lakukan untuk menjadi Kartini Kini di era digital. Kuncinya adalah terus belajar dan menjadi perempuan yang berpikiran terbuka.
Seperti kata Kartini, "Gadis yang pikirannya telah dibuka, tidak akan mampu lagi menutupnya."
Perempuan hari ini adalah Kartini masa kini, yang berani berbicara, belajar, dan mengubah dunia melalui sentuhan digital. Selamat Hari Kartini!
Baca Juga: Hari Kartini sebagai Simbol Harapan untuk Anak-Anak Perempuan Kini dan Nanti
(*)