Parapuan.co - Di tengah dunia yang terus bergerak cepat dan penuh ketidakpastian, perempuan bukan hanya menjadi penjaga rumah tangga, tetapi bisa juga seorang penopang keuangan keluarga. Seiring bertambahnya tanggung jawab dan kompleksitas hidup, pengelolaan keuangan pribadi, terutama dalam membangun dana darurat menjadi keterampilan yang sangat penting, tetapi sering kali terabaikan banyak perempuan.
Padahal, memahami bagaimana menyusun dan menjaga dana darurat akan menciptakan rasa aman finansial, memperkuat kemandirian, dan melindungi diri dari risiko tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, musibah keluarga, atau kondisi kesehatan yang mendadak memburuk. Sering kali, perempuan dihadapkan pada berbagai peran yang membuat mereka harus pintar membagi waktu dan tenaga, namun aspek perencanaan keuangan kerap dianggap sebagai urusan sekunder.
Hal ini bisa terjadi karena minimnya literasi keuangan, kurangnya rasa percaya diri dalam membuat keputusan keuangan, bahkan budaya yang masih menempatkan laki-laki sebagai pemimpin finansial dalam rumah tangga. Kenyataannya, kamu justru memiliki potensi besar untuk menjadi pengelola keuangan yang cerdas dan tangguh, asalkan mengetahui strategi tepat dan memiliki niat kuat untuk melindungi masa depan.
Lantas, apa yang harus dilakukan perempuan dalam mengelola keuangan untuk membangun dana darurat?
1. Memahami Apa Itu Dana Darurat dan Mengapa Penting
Menurut laman Morgan Stanley, penting bagi perempuan untuk terlebih dulu memahami apa itu dana darurat. Dana darurat adalah sejumlah uang yang sengaja kamu sisihkan secara khusus untuk digunakan hanya dalam situasi mendesak dan tidak terduga, seperti kecelakaan, kehilangan pekerjaan, atau kerusakan rumah.
Bagi perempuan, dana darurat bukan hanya soal berjaga-jaga, tetapi juga simbol dari kemandirian dan kekuatan untuk mengambil keputusan finansial tanpa harus bergantung sepenuhnya pada orang lain.
Di sisi lain, perempuan cenderung memiliki potensi risiko lebih besar terhadap ketidakstabilan ekonomi, misalnya karena jeda karier saat melahirkan atau merawat keluarga, gaji lebih rendah dibandingkan laki-laki, serta harapan hidup lebih panjang yang menuntut kesiapan finansial jangka panjang.
Oleh karena itu, dana darurat adalah fondasi utama agar kamu bisa bertahan dalam berbagai kemungkinan buruk tanpa harus menjual aset, berutang, atau mengorbankan rencana keuangan lain.
Baca Juga: Pentingnya Dana Darurat bagi Perempuan yang Ingin Meraih Financial Freedom
2. Menentukan Besaran Dana Darurat yang Ideal
Langkah berikutnya ialah menentukan besar dana darurat yang dibutuhkan. Idealnya, jumlah ini setara dengan 3 hingga 6 bulan dari total pengeluaran rutin kamu.
Jika kamu seorang ibu tunggal, memiliki pekerjaan freelance, atau hidup tanpa pasangan yang bisa menopang keuangan, sebaiknya kamu menargetkan dana darurat sebesar 6 hingga 12 bulan pengeluaran.
Untuk menghitungnya, kamu bisa mulai dengan mencatat semua pengeluaran bulanan rutin, seperti biaya makan, transportasi, cicilan, listrik, air, dan kebutuhan anak (jika ada). Jangan lupa juga memasukkan biaya kesehatan, asuransi, dan kebutuhan pribadi lain yang sifatnya wajib.
Dengan memahami total pengeluaran secara realistis, kamu bisa menetapkan target dana darurat yang konkret dan sesuai dengan kondisi hidupmu saat ini.
3. Menyisihkan Secara Konsisten
Setelah mengetahui target dana darurat yang ingin kamu capai, langkah berikutnya adalah menyusun anggaran dan mengalokasikan dana secara khusus untuk keperluan tersebut. Alokasikan minimal 10 persen dari penghasilanmu setiap bulan ke dalam tabungan dana darurat.
Jika kondisi keuanganmu masih sempit, mulailah dengan nominal kecil, misalnya Rp100.000 per bulan, dan tingkatkan secara bertahap seiring meningkatnya pendapatan atau berkurangnya pengeluaran.
Baca Juga: Cara Perempuan Menghadapi Kebutuhan Mendesak Tanpa Ada Dana Darurat
Penting juga untuk menyimpan dana darurat ini di rekening terpisah dari rekening utama agar tidak tergoda untuk menggunakannya dalam kebutuhan yang tidak mendesak. Kamu bisa memilih rekening tabungan dengan bunga rendah, tapi likuiditas tinggi, agar mudah dicairkan kapan saja ketika kamu benar-benar membutuhkannya.
4. Bijak dalam Pengeluaran
Mengelola dana darurat bukan hanya soal menyisihkan uang, tetapi juga bagaimana mengontrol pengeluaran sehari-hari secara bijak. Salah satu strategi yang bisa kamu terapkan adalah dengan menerapkan prinsip mindful spending, yaitu membelanjakan uang hanya untuk hal-hal penting dan memberikan nilai tambah dalam hidupmu.
Misalnya, kamu bisa menekan pengeluaran untuk belanja impulsif, langganan yang tidak digunakan, atau gaya hidup konsumtif. Menjalani hidup yang lebih hemat namun tetap berkualitas bisa mempercepat pencapaian target dana darurat sekaligus menjaga stabilitas finansialmu.
5. Meninjau dan Menyesuaikan Dana Darurat Secara Berkala
Kehidupan terus berubah, dan begitu juga kebutuhan finansialmu. Oleh karena itu, kamu perlu meninjau kembali kondisi dana darurat setidaknya setiap 6 bulan sekali atau setelah terjadi perubahan besar dalam hidupmu, seperti kelahiran anak, pindah kerja, atau mengalami kenaikan biaya hidup.
Saat melakukan evaluasi berkala, kita bisa memastikan bahwa dana darurat yang dimiliki tetap relevan dan mampu memenuhi kebutuhan saat terjadi krisis.
Baca Juga: Tips Mengelola Dana Darurat, Apa yang Dilakukan Jika Sudah Menggunakannya?
(*)