Lalu, apa sih, sebenarnya seksisme ini?
Melansir dari Britannica, Gina Masequesmay, Professor of Asian American Studies, California State University at Northridge, menjelaskan kalau seksisme merupakan perilaku diskriminasi berdasarkan gender tertentu.
Seksisme ini juga menimbulkan kepercayaan kalau satu gender harus lebih superior dari yang lainnya. Sehingga, membuat orang mengotak-ngotakkan apa yang harus dan boleh dilakukan oleh laki-laki. Begitu juga dengan perempuan.
Gina menuliskan kalau sejauh ini belum ada yang bisa memastikan kapan seksisme ini muncul di dunia. Tapi, kalau melihat sejarah, perilaku seksisme ini sudah ada sejak zaman Yunani Kuno yakni di zaman Aristotle, filsafat seorang ahli filsafat masih hidup.
Dan, perilaku seksisme ini bisa dilihat di dalam karya Aristotle berjudul Politics, Physics, De Anima, and On Generation of Animals, dia pernah mengungkapkan kalau perempuan lebih inferior dibandingkan laki-laki, dan tidak boleh terlibat dalam urusan publik.
Baca Juga: Bukan Bergantung dengan Pasangan, Ini Cara Mengelola Emosi dan Kebahagiaanmu Sendiri
Kok, bisa sih, seksisme ini masih ada sampai sekarang?
Budaya partiarki menjadi salah satu akar permasalahan dari kelanggengan perilaku seksisme di sekitar kita.
Dra.Nadlrotus Sariroh MA, Ketua I Pengurus Yayasan Annisa Swasti (Yasanti), Yayasan Pemberdayaan Perempuan di Yogyakarta, menjelaskan bahwa budaya patriarki merupakan budaya yang menempatkan posisi laki-laki lebih berkuasa dibandingkan perempuan.
"Dalam budaya patriarki. Budaya di mana laki-laki lebih berkuasa. Perempuan sering dianggap lemah, karena keperempuannya,” jelasnya kepada PARAPUAN.