Rohana Kudus: Pendiri Media Perempuan Pertama Indonesia yang Jadi Pahlawan Nasional!

Firdhayanti - Rabu, 17 Februari 2021
Jurnalis perempuan Indonesia ditetapkan sebagai pahlawan nasional
Jurnalis perempuan Indonesia ditetapkan sebagai pahlawan nasional tribunnews.com

Sementara ayahnya mengajarkan Budi Pekerti dan Agama, Rohana mengajarkan baca tulis. Bahkan, ketika antusiasme sudah semakin naik, Rohana pun menambahkan pelajaran seperti menyulam, menganyam, Al-Quran, dan memasak. 

Hingga akhirnya, Rohana menikah dengan notaris publik bernama Abdoel Koeddoes. Sejak saat inilah Rohana dikenal dengan nama Rohana Kudus.

Ia pun pindah ke Kotagadang dan akhirnya mendirikan perkumpulan pengrajin yang tak hanya mengajarkan keterampilan, tetapi juga mengajarkan berhitung, menulis, membaca, agama, dan lainnya. Perkumpulan ini kemudian menjadi Kerajinan Amai Setia. 

Sembari mengajar, Rohana kerap kali menulis. Suatu hari, Rohana beberapa kali terlibat menjadi kontributor pada koran Poetri Hindia. Namun, kemudian tutup karena tersangkutnya Tirto dengan delik Pers Hindia Belanda. 

Rohana pun menyurati pemimpin redaksi Oetoesan Melajoe, Datuk Sutan Maharadja. Dalam surat itu, Rohana menginginkan perempuan memiliki media.

Maharadja yang mengetahui hal itu lantas membuat kesepakatan dan Rohana dengan membuat surat kabar Soenting Melajoe

Dalam Soenting Melajoe, Rohana menyuarakan realita tentang bagaimana ketidakadilan perempuan. Nama Rohana pun semakin dikenal. Ia dikenal sebagai perempuan yang pandai mengajar muridnya dan lantang dalam menyuarakan masalah-masalah perempuan. 

Perjalanan Rohana di surat kabar ini membuka hal baru untuk dunia pers saat itu. Selain mengisi kekosongan posisi perempuan dalam jurnalisme, ia juga dapat membuktikan bahwa perempuan sanggup menjamah dunia pers, yang kala itu didominasi laki-laki. 

Atas jasa dan perjuangannya, Rohana Kudus dianugerahi penghargaan oleh pemerintah Sumatera Barat pada 17 Agustus 1974. Penghargaan ini baru diterima Rohana dua tahun setelah Rohana meninggal pada 17 Agustus 1972.  

(*)

Baca Juga: Jadi Tulang Punggung Keluarga, Jessica Mila Tetap Utamakan Pendidikan

Sumber: Historia.id
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini