Ini Pentingnya Biarkan Anak Mengerjakan PR Sekolahnya Sendiri Saat BDR

Aghnia Hilya Nizarisda - Rabu, 17 Februari 2021
Orangtua harus membiarkan anak mengerjakan PR sekolahnya sendiri saat belajar dari rumah.
Orangtua harus membiarkan anak mengerjakan PR sekolahnya sendiri saat belajar dari rumah. AleksandarNakic

Parapuan.co - Belajar dari rumah atau BDR di masa pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua dan anak-anak. Apakah Kawan Puan merasakannya?

Untuk anak-anak tentu rasanya akan jauh berbeda. Dulu mereka bisa pergi ke sekolah dan diajar oleh guru, tetapi sekarang semua kegiatan di rumah saja.

Alhasil orangtualah yang bertanggung jawab menemani dan mendampingi mereka. Namun, Kawan Puan harus membiarkan anak mengerjakan PR sekolahnya sendiri ya.

Baca Juga: Saat Menemani Anak Belajar dari Rumah, Ibu Tidak Harus Menjadi Guru

Meskipun hal itu mungkin sulit karena Kawan Puan mungkin merasa anak terlalu lama menjawabnya hingga merasa ingin langsung membantu saja.

Setiap ibu yang melakukannya hingga getol belajar pelajaran anak agar bisa lancar menjawab soal juga pasti akan berasalan itu untuk buah hati mereka.

Akan tetapi, apakah benar itu demi kebutuhan anak-anak atau demi kebutuhan diri sendiri yang menganggap masalah anak adalah masalah ibunya?

 

Melansir Nova.id, Direktur Yayasan Keluarga Kita Yulia Indriati bilang, "Kalau paham tujuan belajarnya apa, cara mendampingi kita sesuai dengan peran kita sebagai orangtua.

Tahu bagaimana mengarahkan anak untuk mendapatkan jawabannya, itu tugas orangtua, entah tanya guru atau sumber lain. Bukan mencarikan jawabannya."

Makanya, ketika anak bertanya dan kita tidak tahu jawabannya sama sekali, orangtua tidak usah malu dan mengakui bahwa tidak punya jawabannya.

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele, Gadget Bisa Pengaruhi Kemampuan Bicara dan Sosial Anak

Menurut Yulia, ketika orangtua berani melakukan itu, anak akan belajar proses. Dari yang tidak tahu hingga sama-sama tahu jawaban PR sekolahnya.

 

"Kalau anak yang ditanya dan kita langsung kasih jawaban, anak enggak belajar apa-apa. Itu namanya kita mengambil alih persoalan hidup anak.

Di awali mengerjakan PR anak sampai besarnya  soal cari pasangan. Masalah hidup dia pada akhirnya orangtua yang selasaiin," kata Yulia.

Ketika anak mengerjakan PR-nya sendiri, mereka juga akan belajar untuk menemukan solusi dan permasalah hidupnya.

Makanya, Yulia menyayangkan jika masih ada orangtua yang merasa persoalan anak ialah persoalannya dan pencapaian anak adalah pencapaiannya.

Anak punya hidupnya sendiri. Orangtua benar harus bertanggung jawab, tetapi bukan dengan mengambil alih. Orangtua cukup membantu anak.

Hal yang perlu Kawan Puan ingat dan tak boleh dilupakan, ketika menemani anak BDR, pusat dari kegiatan itu ialah si anak sendiri.

Nah, kebutuhan anak bukan sekadar tugas atau PR sekolahnya selesai, tetapi ia butuh paham apa yang dipelajari dan anak butuh berproses hingga bisa menjawab pertanyaan sendiri. (*)

Sumber: Nova.id
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

Komnas Perempuan Luncurkan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan 2024