Parapuan.co - Bahasa cinta atau love laguage merupakan ungkapan cinta yang ingin kita dapatkan dari pasangan, begitu pula sebaliknya. Kita mungkin sering menganggap bahasa cinta hanya dalam bentuk kata dan perbuatan.
Padahal bahasa cinta terdiri dari beberapa macam, lho. Lima macam bahasa cinta yakni waktu, pujian, pelayanan, hadiah, dan sentuhan. Perlu Kawan Puan ketahui kalau setiap orang memiliki bahas cintanya masing-masing.
Selain bahasa cinta, ada pula love style atau cara kita mencintai seseorang. Cara mencintai ini datang dan terbentuk sejak dari orang tua memperlakukan kita. Secara enggak disadari, hal ini ternyata berdampak pada cara kita menjalin hubungan saat dewasa.
Dipelopori oleh sepasang suami istri Milan Yerkovich dan Kay Yerkovich melalui bukunya yang berjudul How We Love: Discover Your Love Style, Enhance Your Marriage, kita bisa tahu lima cara mencintai.
Dilansir dari laman resmi How We Love, berikut ini 5 tipe cara mencintai yang wajib diketahui:
Baca Juga: Meski Kesal, Tetap Lakukan 5 Hal Ini Saat Pasangan Berselingkuh!
The Avoider
Tipe ini datang dari keluarga yang minim afeksi. Entah orang tua yang terlalu sibuk atau memang cuek.
Kasih sayang yang kurang dari orang tua pada akhirnya menjadikan The Avoider tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Ia tak bergantung pada orang lain dan juga mampu membatasi dirinya meskipun bersama pasangan.
The Pleaser
The Please biasanya berasal dari keluarga yang overprotective, sering marah, dan selalu mengkritik.
Berasal dari keluarga yang selalu mengkritik membuat The Pleaser harus selalu sempurna supaya tidak terkena marah dari orang sekitar. Mereka akan menghabiskan energinya untuk selalu melakukan apapun agar segalanya baik dan sempurna.
Ketika dewasa, The Pleaser akan lebih banyak memikirkan perasaan dan kebutuhan orang lain dari pada dirinya sendiri.
The Vacillator
Vacillator tumbuh karena perasaan diabaikan selama masa kecilnya. Maksudnya, The Vacillator sering merasa diabaikan karena jarang diprioritaskan.
Saat orang tua memberi perhatian, sang anak yang sudah tumbuh menjadi The Vacillator sudah biasa saja; bahkan tidak berharap menerima kasih sayang lagi.
Enggak heran ketika dewasa dan menjalin hubungan, The Vacillator berharap dirinya akan masuk ke dalam hubungan yang penuh perhatian. Sayangnya, jika tiba-tiba datang masalah maka ia akan cepat stres karena merasa tidak serasi.
Baca Juga: Pijat Bayi Memperkuat Ikatan Ibu dan Anak, Begini Cara dan Manfaatnya!
The Controller
Controller datang dari keluarga yang gagal dan tidak memberikan perlindungan saat anaknya merasa takut dan tak berdaya.
Perasaan seorang anak yang seringkali tak dianggap membuat ia marah dan akhirnya ingin melampiaskan kemarahannya dengan mengatur orang lain.
Ketika dewasa seorang controller akan menjaga kendali penuh pasangannya. Bahkan controller bisa mengintimidasi pasangan dengan kemarahan. Hal ini terjadi akibat emosi yang diketahui hanyalah marah.
The Victim
Seorang anak yang bertahan di keluarga berantakan membuatnya menjadi The Victim.
Kedua orang tua yang sering bertengkar atau sering mengalami kekerasan di masa kecil membuat The Victim terkadang merasa tidak punya harga diri dan sering cemas. Terparah, The Victim bisa sampai depresi karena keadaan.
Terbiasa melihat pertengkaran membuatnya harus bersembunyi agar hal yang menyakitkan tidak terulang lagi. Bahkan untuk menghindari rasa sakit ia membuat dunianya sendiri.
Enggak heran saat dewasa, The Victim menjadi sosok yang ingin pasangannya sempurna dan menjadi pelindung agar kisah masa kecilnya enggak terulang.
Nah Kawan Puan kamu bisa cari tahu sendiri tipe kamu yang mana melalui link ini ya!
(*)
Baca Juga: Ini lo, Alasan Perempuan di Usia 30-an Lebih Bahagia, Simak Yuk!