Krim pemutih ada di mana pun di sekitar kita, dijual seperti mereka ialah bahan pokok yang kita butuhkan untuk hidup.
Nikki Khana, penulis buku "Whiter: Asian American Women on Skin Color and Colorism," menulis, saat ia kecil ia sering pergi ke pasar bersama orangtuanya, dan yang ia lihat di manapun hanyalah krim pemutih kulit yang menjanjikan 'kulit putih seluruhnya'.
Khana mengatakan ini sangat memberikan efek pada dirinya.
Perlakuan Tidak Adil
Baca Juga: Perempuan Rentan Alami Perasaan Kesepian, Apa yang Harus Dilakukan?
Di artikel website ric.edu, dituliskan bahwa di keluarga etnis Latin, ada anggota keluarga yang berkulit terang, dan ada juga yang berkulit gelap.
Sayangnya, orang yang berkulit terang atau lebih putih sering diperlakukan lebih baik daripada orang yang berkulit gelap.
Bbc.com mengatakan, iklan televisi sering mengiklankan produk dengan fokus kepada kulit yang cerah, secara tidak langsung menggambarkan bahwa jika ia mempunyai kulit lebih cerah, ia lebih bisa mencari kebahagiaan.
Kesempatan yang Hilang
Tak hanya masalah sehari-hari, colorisme juga bisa menyebabkan ketidakuntungan dalam hidup.
Baca Juga: Pilih Nikah atau Mapan Dulu ya? Ini Saran Psikolog dan Konsultan Keuangan