Mengenal Colorisme, Anggapan Soal Warna Kulit yang Harus Dihindari

Nia Muhibati - Jumat, 19 Februari 2021
Warna kulit manusia berbeda-beda
Warna kulit manusia berbeda-beda Photo by Anna Shvets from Pexels

Parapuan.co - Pernah tidak sih, mendengar orang berbicara, "Dia cantik sih, coba putih" atau sejenisnya?

Nah, itu adalah sebuah bentuk colorisme.

Menurut Bbc.com, colorisme atau colorism di bahasa Inggris adalah sebuah bentuk diskriminasi yang lebih menyukai atau memprioritaskan orang yang berkulit terang atau lebih putih dari kelompok etnis yang sama.

Baca Juga: Tetap Jadi Pribadi yang Berkualitas Meski Single dengan Jaga 5 Hal Ini

Definisi lain yang ditulis Luna Septalisa dari Kompasiana, colorisme adalah pemahaman bahwa suatu warna kulit lebih baik dibandingkan kulit lainnya.

Meski ini berbeda dengan rasisme, tapi ada hubungannya juga.

Colorisme muncul dengan berbagai bentuk. Mulai dari yang kita lihat sehari-hari, sampai dampak serius seperti orang yang kehilangan kesempatan bekerja.

Iklan Pemutih yang Tenar

Survei yang diadakan World Health Organisation menemukan bahwa hampir 40 persen perempuan di Tiongkok, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan mengatakan mereka menggunakan produk pemutih kulit secara reguler.

Baca Juga: Yuk, Cobain Bikin Produk Kecantikan dari Bahan Makan di Dapur

Krim pemutih ada di mana pun di sekitar kita, dijual seperti mereka ialah bahan pokok yang kita butuhkan untuk hidup. 

Nikki Khana, penulis buku "Whiter: Asian American Women on Skin Color and Colorism," menulis, saat ia kecil ia sering pergi ke pasar bersama orangtuanya, dan yang ia lihat di manapun hanyalah krim pemutih kulit yang menjanjikan 'kulit putih seluruhnya'.

Khana mengatakan ini sangat memberikan efek pada dirinya.

Perlakuan Tidak Adil

Baca Juga: Perempuan Rentan Alami Perasaan Kesepian, Apa yang Harus Dilakukan?

Di artikel website ric.edu, dituliskan bahwa di keluarga etnis Latin, ada anggota keluarga yang berkulit terang, dan ada juga yang berkulit gelap.

Sayangnya, orang yang berkulit terang atau lebih putih sering diperlakukan lebih baik daripada orang yang berkulit gelap.

Bbc.com mengatakan, iklan televisi sering mengiklankan produk dengan fokus kepada kulit yang cerah, secara tidak langsung menggambarkan bahwa jika ia mempunyai kulit lebih cerah, ia lebih bisa mencari kebahagiaan.

Kesempatan yang Hilang

Tak hanya masalah sehari-hari, colorisme juga bisa menyebabkan ketidakuntungan dalam hidup.

Baca Juga: Pilih Nikah atau Mapan Dulu ya? Ini Saran Psikolog dan Konsultan Keuangan

Di artikel Teen Vogue dikatakan, meskipun diversitas di film semakin berkembang, tetap banyak perempuan berkulit gelap yang tidak melihat diri mereka di layar kaca.

Zendaya pun berkata, ia punya suatu privilege (keistimewaan) dibandingkan dengan sesama aktris dan aktor yang berkulit lebih gelap.

Bahkan, colorisme juga bisa memengaruhi pekerjaan.

Baca Juga: Ini lo, Alasan Perempuan di Usia 30-an Lebih Bahagia, Simak Yuk!

Studi tentang colorisme yang dilaporkan NBC News menunjukkan bahwa kulit yang gelap sering dihubungkan dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah, hubungan dengan peradilan pidana, berkurangnya martabat, dan kemungkinan yang lebih kecil untuk memegang jabatan elektif.

Di Amerika, warna kulit juga ikut menentukan hierarki sosial dan penerimaan hak.

(*)

Sumber: kompasiana,phys.org,scmp,BBC,Teen Vogue,NBC News,Ric Edu
Penulis:
Editor: Linda Fitria