Parapuan.co - Tidak ada manusia yang sempurna. Toh, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu pun dengan pasangan kita.
"Kamu kok egois banget sih! Aku kayak hidup sendirian, kamu enggak ngapa-ngapain. Kamu enggak ada perhatiaannya sama aku."
Nah, siapa Kawan Puan yang saking kesalnya pernah melontarkan salah satu atau malah ketiga pernyataan di atas kepada pasangan?
Baca Juga: Miliki Banyak Manfaat, Ini Tips Meditasi Lebih Mudah Untuk Pemula
Sekalipun sudah hidup sekian tahun bersama, keluhan bernada sama mungkin masih kita lontarkan. Entah karena kecerobohan atau kebiasaan buruk pasangan yang berulang.
Padahal, niat hati bukan ingin mengeluh saja, melainkan memberikan kritikan agar sifat dan perilaku pasangan bisa jadi lebih baik.
Akan tetapi, niat yang baik tidak akan sampai jika penyampaiannya tidak tepat. Sifat dan perilaku pasangan yang menyebalkan tetap masih bertahan.
Nah, melansir dari Tabloid Nova Edisi 1704, PARAPUAN telah merangkum 4 tips bijak dalam memberi kritikan untuk pasangan yang menyebalkan. Yuk simak!
Pakai Umpan Balik
Menyampaikan umpan balik itu memang perlu dilakukan. Namun, umpan balik yang tepat tidak sembarang mengkritik apalagi menghakimi.
"Kritik berbeda dengan umpan balik. Kritik didasari oleh asumsi negatif tentang 'motif' orang lain. Sementara umpan balik didasarkan pada perilaku yang tampak.
Bukan sedang berusaha 'membaca pikiran atau niatan' pasangan. Jadi, bedakan dulu umpan balik dan kritik," ujar psikolog klinis Pinkan Margaretha Indira, M.Psi.
Misalnya, ketika pasangan terlambat. Bentuk kritik ialah menghamiki dia sebagai orang yang tidak disiplin.
Baca Juga: Insecure Tampil di Depan Umum? Ini 5 Tips Membangun Percaya Diri
Sedangkan umpan balik, menyatakan pada pasangan dengan dia terlambat, kita merasa kesal dan rencana jadi berantakan.
Kritik berpeluang menyinggung harga diri pasangan. Apalagi jika kita memberi label atau karakter negatif. Jadi, baiknya kita menyasar perilaku atau konsekuensi perilaku itu.
"Ingatlah bahwa manusia perlu merasa dihargai, apalagi oleh orang terdekat. Oleh karenanya, berikan umpan balik, bukan kritik.
Jika umpan balik diberikan, maka selanjutnya adalah hak pasangan untuk menindaklanjuti balikan tersebut. Itu kemudian menentukan apakah akan ada perubahan atau stagnasi,” jelas Pinkan.
Perhatikan Nada Bicara
Agar perubahan terlihat, memberi umpan balik pun perlu dilakukan secara kontinu. Namun, Kawan Puan baiknya melakukan dengan cara yang kosntruktif.
Lakukan dengan cara yang konstruktif yaitu memerhatikan nada bicara yang kita gunakan, bahasa tubuh yang kita ekspresikan, serta mimik wajah.
"Jika isi pesannya baik tetapi disampaikan dengan nada tinggi, ekspresi wajah penuh amarah, bahasa tubuh yang tegang dan menyerang, maka isi pesan tidak tertangkap secara efektif. Justru pesan non-verbal yang negatif yang lebih tertangkap oleh pasangan,” ujar Pingkan.
Baca Juga: Merasa Kewalahan Jalani WFH? Ini 7 Tips Agar Bebas Stres Saat Bekerja di Rumah
Cari Waktu yang Baik
Tips lainnya adalah memilih waktu yang tepat dan baik. Usahakanlah ketika umpan balik disampaikan, pasangan sedang bisa memerhatikan.
Jangan sampai saat suasana hatinya sedang tidak cukup baik, terburu-buru, punya kesibukan yang lain, dan terburuk adalah di depan orang lain.
Situasi terakhir perlu Kawan Puan hindari karena ketika umpan balik disampaikan, maka harga dirinya akan serasa dijatuhkan dan pesan baik pun tak akan tertangkap.
Pilihlah Kata Asertif
Jika Kawan Puan sudah memilih waktu yang tepat dan tahu harus berekspresi seperti apa, selanjutnya pilihlah kata yang asertif.
"Secara asertif yakni menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakan dengan jujur tetapi tanpa menghakimi niat atau karakter orang lain.
Berfokus pada perilaku atau sikap dan dampaknya kepada Anda. Ini efektif untuk menyampaikan umpan balik, dan lebih berkontribusi pada perubahan perilaku," pungkas Pinkan.
Nah, kira-kira selama ini cara Kawan Puan sudah tepatkah dalam member kritikan? Semoga setelah ini pasangan tak lagi menyebalkan karena hal yang sama ya! (*)