Parapuan.co - Saat kita tahu pasangan kita selingkuh, rasanya begitu menyakitkan ya, Kawan Puan?
Otomatis, ribuan pertanyaan serta pikiran menyalahkan diri sendiri saat perselingkuhan terjadi, pastinya merundung kita.
Padahal, adanya pasangan selingkuh, bukan salah kita lho, Kawan Puan.
Baca Juga: Cara Mengurangi Melasma di Masa Kehamilan, Kawan Puan Wajib Tahu
Baru-baru ini, PARAPUAN melakukan survey dengan bertanya ke 85 perempuan dari berbagai latar belakang tentang perselingkuhan.
Survey yang dilakukan secara online pada 21-22 Februari lalu, mengungkapkan bahwa kesalahan dalam perselingkuhan tidak hanya berasal dari pelaku berselingkuh saja.
Sebanyak 49 persen responden menganggap pelaku perselingkuhan dan orang ketiga yang bersalah.
Baca Juga: Bingung Memilih Mainan untuk Balita? Simak Tips Memilih Mainan untuk Anak
Sementara, 45 persen lainnya, menganggap bahwa pasangan sah pelaku perselingkuhan juga memiliki andil dalam kejadian perselingkuhan.
Dari data tersebut, sudah jelas ya, sebagai korban tentu kita tidak salah saat perselingkuhan terjadi di dalam hubungan.
Kalau sudah begitu, sebagai korban apa yang perlu kita lakukan ya?
Untuk menjawab kegelisahanmu, berikut ini saran dari Nirmala Ika, M.Psi., pendiri Enlightmind.
Baca Juga: Mudah! 3 Tips Menyimpan Makanan Agar Kulkas Selalu Rapi dan Bersih
Berhenti Menyalahkan Diri
Saat kita diselingkuhi pasangan, wajar bila merasa tidak dicintai lagi yang akhirnya membuat self-esteem kita berkurang.
Hal inilah yang sering membuat korban selingkuh menyalahkan dirinya sendiri. Padahal menurut Nirmala, saat seseorang memutuskan berselingkuh, alasannya pun bisa beragam.
“Banyak alasan orang berselingkuh, secara internal bisa karena dia merasa tidak bahagia atau puas dengan relasi yg dimiliki saat ini, atau ada trauma psikologis yang membuat dia secara sadar atau tidak terus mencari orang lain,” jelasnya kepada PARAPUAN.
Baca Juga: 5 Tips Hemat Merawat Hewan Peliharaan, Tetap Vaksin dan Beli Aksesori!
Tak hanya itu, bisa juga lingkungan orang tersebut mendidik nilai-nilai kalau seligkuh itu merupakan hal wajar.
“Secara eksternal mungkin memang relasi dgn pasangan tidak harmonis, tekanan keluarga besar misalnya, orangtua enggak suka dengan menantu. Pengaruh pergaulan. Intinya penyebab perselingkuhan bisa bermacam-macam sih, dan biasanya tidak ada satu penyebab tunggal,” tambahnya.
Baca Juga: 5 Tips Hemat Merawat Hewan Peliharaan, Tetap Vaksin dan Beli Aksesori!
Menenangkan Diri
Merasa marah, kecewa, dan sedih saat pasangan selingkuh merupakan reaksi emosi yang sangat wajar terjadi.
Oleh sebab itu, Nirmala menyarankan kamu untuk menenangkan diri terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan untuk hubungan.
“Apa pun yang mau kita lakukan yang pasti kita harus menenangkan diri diri. Mengetahui pasangan berselingkuh itu cenderung menyakitkan dan membuat emosi kita campur aduk. Ada perasaan sedih, kecewa, marah, frustasi, jijik, terhina dan banyak reaksi lain yang cukup membuat orang merasa tidak nyaman dan mungkin akan bereaksi secara tidak tepat,” jelasnya.
Baca Juga: Selain Abaikan Orang Negatif, Ini 6 Cara Agar Kuat Secara Emosional
Konfrontasi Pasangan
Setelah diri kita tenang, alangkah lebih baik untuk mengajak pasangan untuk berbicara. Tak perlu lama-lama, cukup 15-30 menit saja.
Tapi, sebelum kamu mengajak ngobrol pasangan, lebih baik yakinkan diri kalau memang sudah siap mendengar jawaban pasangan.
“Konfrontasi bisa dilakukan ketika kita merasa sudah siap dengan secara respon dan konsekuensi dari hal itu. Karena itu, lebih baik kita menata emosi, melihat persoalan lebih jernih, menimbang-nimbang konsekuensi yang mungkin muncul, sehingga ketika akhirnya kita akan mendiskusikan persoalan ini dengan pasangan kita dapat melakukannya dengan pikiran yang lebih jernih,” ujar Nirmala.
Baca Juga: Sederet Persiapan Sambut Kedatangan Si Kecil yang Baru Lahir, Yuk Simak
Memberi Kesampatan Kedua
Setelah mendengar alasan pasangan, wajar, kok, kalau kamu perlu waktu untuk menimbang-nimbang konsekuensi. Terlebih, bagi kamu yang sudah menikah, dan memiliki anak.
Tapi, ketahuilah bahwa sejatinya kita semua manusia yang sering melakukan kesalahan. Sebab itu, manusia juga berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua.
“Istri perlu belajar memaafkan dan berfokus pada menata kembali relasi yang ada, dan mengembalikan kepercayaan kepada suami. Kalau dirasa sulit, dapat meminta bantuan psikolog untuk membantu mengelola emosi atau menjalani konseling perkawinan bersama pasangan,” ujar Nirmala.(*)